Berita

Wakil Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Iwan Sumule dalam media gathering perdana di Kantor BP Taskin, Senin, 24 November 2025. (Foto: RMOL/Abdul Rouf Ade Segun)

Politik

Kemiskinan Ekstrem Ditarget Turun Hingga Nol Persen di 2026

SELASA, 25 NOVEMBER 2025 | 01:41 WIB | LAPORAN: ABDUL ROUF ADE SEGUN

Wakil Kepala Badan  Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Iwan Sumule membeberkan target ambisius pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam penurunan angka kemiskinan nasional. 

Menurut Iwan, Presiden Prabowo menargetkan kemiskinan ekstrem dapat ditekan hingga nol persen pada 2026 dan angka kemiskinan umum menyentuh 4,5 persen pada 2029.

“Sekarang angka kemiskinan kita per Maret berada di 8,47 persen. Target Presiden Prabowo Subianto tahun 2029 itu turun menjadi 4,5 persen,” kata Iwan dalam media Gathering BP Taskin, Senin, 24 November 2025.


Ia optimistis target tersebut dapat dicapai lewat integrasi program yang kini mulai berjalan. 

Bahkan, Iwan menyebut bahwa jika Prabowo kembali menjabat untuk periode kedua, angka kemiskinan dapat ditekan hingga nol persen jauh lebih cepat dari proyeksi nasional jangka panjang.

“Kalau Presiden Prabowo diberikan kesempatan lagi lima tahun ke depan, saya yakin angka kemiskinan bisa nol persen. Tidak perlu menunggu sampai 2045,” ujarnya.

Iwan menegaskan pemerintah tidak ingin terjebak dalam kebiasaan perencanaan jangka panjang tanpa akselerasi nyata.

Menurutnya, lompatan signifikan akan dicapai melalui konsolidasi dan integrasi program lintas kementerian.

“Semua program pengentasan kemiskinan kini kami integrasikan. Kolaborasi ini bukan wacana, sudah kami lakukan. Ini bagian dari percepatan yang dicanangkan presiden,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa percepatan pengentasan kemiskinan akan sangat ditentukan oleh keberanian pemerintah menyederhanakan hambatan birokrasi.

“Ada banyak aturan yang menghambat. Itu yang kami percepat. Kalau birokrasi lambat, kemiskinan tidak akan turun,” pungkas Iwan.


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya