Berita

Ilustrasi (Artificial Inteligence)

Bisnis

China Izinkan Impor Kiwi asal Iran

SABTU, 22 NOVEMBER 2025 | 13:16 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

China kini resmi membuka pintu bagi impor buah kiwi segar dari Iran setelah kedua negara menyepakati aturan kesehatan tanaman, dan akan mulai berlaku minggu ini.

Langkah tersebut menjadi bagian dari upaya China memperluas sumber impor pertanian. Beberapa tahun terakhir, istilah “kebebasan buah” populer di kalangan konsumen China, menggambarkan semakin mudahnya mendapatkan buah impor dengan harga terjangkau. Para analis menilai, kebijakan impor yang lebih longgar bisa menekan biaya dan risiko perdagangan, sekaligus membuka peluang ekspor bagi negara-negara berkembang.

Dikutip dari Global Times, Jumat 21 November 2025, sepanjang Januari hingga September tahun ini, ekspor buah China mencapai 5,80 miliar Dolar AS, naik 1,6 persen dari tahun lalu. Sebaliknya, impor buah tumbuh lebih besar, naik 4,6 persen menjadi 16,45 miliar Dolar AS.


ASEAN tetap menjadi pemasok utama, terutama dengan durian, pisang, dan mangga yang mendominasi pasar ritel China. Sementara itu, buah dari negara yang lebih jauh seperti ceri dari Chile dan kiwi dari Selandia Baru juga terus memperluas pangsa pasarnya.

Fenomena “kebebasan buah” ini berkaitan erat dengan kebijakan keterbukaan ekonomi China dalam Rencana Lima Tahun ke-14, termasuk pembangunan jaringan zona perdagangan bebas global. Dalam rancangan awal Rencana Lima Tahun ke-15, China bahkan mendorong diversifikasi impor pertanian yang lebih luas serta koordinasi lebih baik antara perdagangan dan produksi.

Dari Januari hingga Oktober, total perdagangan pangan China dengan ASEAN mencapai 51,3 miliar dolar AS, naik 8,9 persen dari tahun sebelumnya. Impor buah segar dan kering dari ASEAN menembus 10 miliar dolar AS dan menyumbang lebih dari dua pertiga total impor buah negara tersebut.

Analis juga menyebut bahwa penyesuaian aturan dengan standar perdagangan internasional membantu menurunkan biaya impor; mulai dari tarif, prosedur bea cukai, hingga akses pembiayaan. Dampaknya, impor meningkat dan rantai pasok menjadi lebih efisien. Negara beriklim berbeda seperti Iran dapat memanfaatkan peluang ini dengan menawarkan varietas buah yang unik bagi pasar China.

Selain itu, negosiasi dalam kerangka APEC serta kebijakan penurunan tarif untuk sejumlah negara kurang berkembang turut memperluas akses produk ke pasar China dan membuat harga barang impor lebih terjangkau.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya