Berita

Kepala BGN Dadan Hindayana. (Foto: Dokumentasi RMOL)

Nusantara

BGN Ogah Kecolongan Lagi dengan Insiden Keracunan MBG

SELASA, 18 NOVEMBER 2025 | 19:47 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Badan Gizi Nasional (BGN) terus meningkatkan mutu dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Salah satunya dengan peningkatan standar optimal bagi Satuan Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG).
 
Kepala BGN Dadan Hindayana menyebut peningkatan standar itu dilakukan guna mencegah hal-hal yang pernah terjadi seperti keracunan massal di beberapa daerah.
 
“Setiap kali ada kejadian yang dialami oleh SPPG, maka kita hentikan operasinya. Karena itu, satu (pertama) untuk mengantisipasi kejadian beruntun. Jadi ada pengalaman nih di Bogor, ketika kejadian tidak kita setop dan terus melakukan kegiatan, itu nanti kita sulit membedakan apakah kejadian itu disebabkan oleh makanan yang hari kemarin atau hari kapan. Jadi otomatis sebetulnya kita setop,” ujar Dadan dalam Podcast RMOL dikutip Selasa, 18 November 2025.
 

 
Kedua, lanjut dia, penyetopan SPPG ketika ada kejadian juga ditujukan untuk proses evaluasi.

“Supaya dia memperbaiki diri, kemudian kita lakukan investigasi, penyebab utamanya (keracunan) apa? Kalau SPPG nakal pasti ada kejadian,” tegasnya.

Teranyar, BGN memberlakukan syarat menggunakan air galon kemasan bersertifikat guna menghindari munculnya bakteri dalam masakan.

“Karena hasil analisis Kementerian Kesehatan, keracunan itu ada dua. Pertama, keracunan umum dan keracunan karena MBG. Secara umum, baik ini yang non-MBG maupun MBG, 50 persen kejadian, itu akibat cemaran (bakteri) e.coli, itu yang biasanya ada di air-air yang kotor, masuk ke pencernaan dan kemudian menyebabkan menyebabkan mencret,” bebernya.

“Nah, itu 50 persen dari Kementerian Kesehatan, penyebabnya air yang kurang steril. Sebab itu, untuk mengurangi risiko, kita minta kepada seluruh SPPG di Indonesia, masaknya pakai air yang tersertifikat, ya tentu saja air kemasan atau air isi ulang yang peralatannya sudah tersertifikasi. Itu untuk mencegah,” tandas Dadan.


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya