Berita

Ilustrasi MBG (Foto: BRI.co)

Bisnis

Potensi Ekonomi Nasional Bisa Capai Rp900 Triliun dari MBG

SABTU, 15 NOVEMBER 2025 | 10:41 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya dipandang sebagai inisiatif sosial, tetapi juga sebagai mesin pendorong ekonomi yang signifikan di tingkat daerah. 

Ekonom sekaligus Mantan Direktur Program Magister Manajemen FEB UI, Harryadin Mahardika,  menegaskan bahwa tujuan utama MBG adalah memicu dampak tidak langsung (multiplier effect) yang mengubah perekonomian di tingkat daerah.

“MBG itu bukan sekadar memberi nutrisi. Hal yang lebih esensial lagi adalah perputaran ekonomi langsung ke sektor riil, ke desa-desa. Selain itu, dengan alokasi anggaran sekitar Rp300 triliun setahun, prediksi saya dampak ekonomi tidak langsung dari MBG bisa mencapai tiga kali lipatnya, yaitu Rp900 triliun,” ujar Harryadin, dalam keterangannya yan dikutip redaksi di Jakarta Sabtu 15 November 2025.


Sementara untuk dampak langsung dari program ini adalah penciptaan lapangan kerja. Dari 22.000 dapur yang saat ini beroperasi, ada minimal 30 pegawai yang bekerja di dapur. Dengan begitu serapan tenaga kerjanya mencapai lebih dari 600.000. 

Untuk diketahui 73,7 persen tenaga kerja SPPG di Kota Surakarta didominasi warga lokal, terutama ibu rumah tangga di sekitar lokasi. Selain itu, upah pegawai SPPG diupah sedikit lebih tinggi dari UMR setempat, menjamin daya beli masyarakat lokal meningkat.

Selain penciptaan lapangan kerja, MBG menjadi berkah bagi petani dan peternak lokal. Konsep ideal program ini mengharuskan SPPG membeli bahan baku langsung dari produsen lokal. Dengan mempersempit rantai distribusi, petani dan peternak yang biasanya menjual murah ke pengepul atau tengkulak, kini bisa langsung menjual produknya ke SPPG dengan harga pasar yang lebih baik.

“Satu SPPG yang membelanjakan Rp10.000 untuk 3.000 porsi per hari menciptakan perputaran ekonomi lokal hingga Rp30 juta per hari,” tambah Harryadin.

Kemudian MBG juga memicu tumbuhnya jasa bengkel mobil dan service elektronik lokal, karena ada kebutuhan perawatan rutin peralatan dapur SPPG seperti barang elektronik dan mobil angkutan. 

MBG juga berdampak terhadap industri konstruksi. Dengan target pembangunan 30.000 SPPG, program ini akan menyerap tenaga kerja dan material konstruksi dalam jumlah besar. Terakhir, pemanfaatan limbah dapur SPPG seperti sisa makanan, menjadi pakan ternak atau pupuk kompos. Tentunya kedua komponen tersebut menciptakan nilai tambah baru bagi petani dan peternak lokal.

Dari dampak langsung dan tidak langsung MBG, secara makro ekonomi, Harryadin memperkirakan MBG mampu menyumbang sebesar 0,15-0,20 persen bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Jika kuartal III kemarin kita tumbuh 5,04 persen, dengan adanya tambahan efek ekonomi dari MBG, harapannya negara bisa tumbuh di angka 5,1 persen-5,2 persen di akhir tahun ini. Program ini revolusioner. Ini kesempatan kita untuk mengawasi dan mengerjakannya bersama-sama. Jangan skeptis, karena pada kenyataannya tidak ada yang dirugikan di sini, semua diuntungkan,” tutupnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

PIP Berubah Jadi Kartu Undangan Kampanye Anggota DPR

Senin, 15 Desember 2025 | 06:01

Perpol versus Putusan MK Ibarat Cicak versus Buaya

Senin, 15 Desember 2025 | 05:35

Awas Revisi UU Migas Disusupi Pasal Titipan

Senin, 15 Desember 2025 | 05:25

Nelangsa Dipangku Negara

Senin, 15 Desember 2025 | 05:06

Karnaval Sarendo-Rendo Jadi Ajang Pelestarian Budaya Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 04:31

Dusun Bambu Jual Jati Diri Sunda

Senin, 15 Desember 2025 | 04:28

Korupsi di Bandung Bukan Insiden Tapi Tradisi yang Dirawat

Senin, 15 Desember 2025 | 04:10

Rektor UI Dorong Kampus Ambil Peran Strategis Menuju Indonesia Kuat

Senin, 15 Desember 2025 | 04:06

Hutan Baru Dianggap Penting setelah Korban Tembus 1.003 Jiwa

Senin, 15 Desember 2025 | 03:31

Jangan Keliru Tafsirkan Perpol 10/2025

Senin, 15 Desember 2025 | 03:15

Selengkapnya