Berita

Diskusi "Hubungan Sipil Militer di Tengah Krisis Demokrasi: Arus Balik Reformasi TNI" di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Jawa Barat. (Foto: Istimewa)

Politik

Al Araf: Beda Militer Dua Era, Regresi Era Jokowi dan Kini Rekonsolidasi

RABU, 05 NOVEMBER 2025 | 09:29 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Tentara secara prinsip dibentuk untuk siap bertugas dalam situasi perang. Sehingga, menjadi tidak efektif ketika tentara diberikan tugas di luar tugas utamanya.

Begitu dikatakan Ketua Centra Initiative Al Araf dalam diskusi "Hubungan Sipil Militer di Tengah Krisis Demokrasi: Arus Balik Reformasi TNI" di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Jawa Barat.

"Dalam demokrasi, tentara harus siap perang. Bagaimana mungkin menyiapkan perang, di saat yang bersamaan tentara justru disuruh mengurus cetak sawah dan makan gratis," kata Al Araf dalam keterangan tertulis, Rabu 5 Oktober 2025.


Dia membandingkan situasi demokrasi dan militer di era Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo.

"Di zaman Jokowi terjadi regresi demokrasi, kalau sekarang ada rekonsolidasi militer di ruang politik," tuturnya.

Rekonsolidasi militer saat ini terjadi di 5 aspek. Dia uraikan, mulai dari regulasi dan kebijakan lewat revisi UU TNI, politik saat militer duduk di jabatan sipil, peran saat militer bukan hanya perang tapi operasi selain perang).

Berikutnya di bidang ekonomi di mana ada dugaan bisnis militer kembali dengan model baru, dan publik dalam kampanye mendorong dukungan kepada militer. 

"Situasi sekarang bisa dikatakan bangkitnya otoritarianisme dan merusak kualitas demokrasi," katanya.

Sementara itu, Peneliti BRIN Poltak Partogi mengatakan, hubungan sipil-militer merupakan Salah satu parameter dari kualitas sistem demokrasi. 

Menurutnya, Hubungan sipil-militer yang tak tertata baik justru mengarah pada lemahnya kontrol terhadap militer, yang tergambar dari kontrol demokrasi sipil, terutama lewat parlemen, mengevaluasi, dan menilai kebijakan TNI itu.

"Kontrol demokrasi sipil penting, untuk mengontrol militer, agar tidak abuse, tidak hanya dalam pengadaan barang, namun juga alutsista dan jasa," pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya