Berita

Ilustrasi (Foto: Artificial Intelligence)

Bisnis

Dolar AS Melesat, Indeks DXY Tembus 100 di Tengah Sentimen Safe Haven

RABU, 05 NOVEMBER 2025 | 07:31 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, melesat menembus level 100 untuk pertama kalinya sejak awal Agustus, dan terakhir tercatat di 100,17 pada perdagangan Selasa, 4 November, waktu AS. 

Kenaikan Dolar AS ini didorong oleh meningkatnya keraguan pasar terhadap prospek pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve (The Fed) tahun ini, serta kekhawatiran global yang memicu permintaan aset safe haven.

Kenaikan Dolar sesi Selasa merupakan kelanjutan dari reli pekan lalu. Meskipun The Fed telah memangkas suku bunga sesuai ekspektasi, Ketua Jerome Powell mengisyaratkan bahwa pelonggaran lanjutan pada Desember belum tentu dilakukan.


Perpecahan pandangan internal The Fed juga berpengaruh terhadap pergerakan Dolar AS. Sejumlah pejabat The Fed menyampaikan pandangan yang berbeda mengenai kondisi ekonomi AS dan risiko yang dihadapi, membuat pelaku pasar semakin ragu. 

Pelaku pasar kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember turun drastis menjadi 65 persen, dari 94 persen sepekan sebelumnya. Perubahan ekspektasi inilah yang mendorong Indeks DXY melonjak.

Sentimen pasar global yang berhati-hati membuat investor beralih ke aset aman tradisional, termasuk Dolar AS, Yen Jepang, dan Franc Swiss. 

Penguatan Dolar AS telah menekan mata uang utama lainnya

Euro tergelincir untuk sesi kelima berturut-turut, turun 0,3 persen ke posisi 1,1483 Dolar AS, mencapai level terlemah sejak 1 Agustus.

Poundsterling melemah 0,9 persen menjadi 1,3015 Dolar AS, setelah Menteri Keuangan Inggris mengisyaratkan perlunya "pilihan-pilihan sulit" dalam anggaran mendatang di tengah utang tinggi dan inflasi bandel. Spekulasi terhadap kemungkinan Bank of England (BoE) mengambil langkah dovish(pelonggaran kebijakan) sebelum akhir tahun juga menekan mata uang tersebut.

Sementara itu, Yen Jepang menguat. Dolar melemah 0,4 persen terhadap Yen menjadi 153,60 Yen. Namun, Yen masih mendekati posisi terendah dalam delapan setengah bulan terakhir. Pemerintah Jepang menyatakan akan memantau pergerakan nilai tukar dengan kewaspadaan tinggi.

Dolar Australia tertekan 0,8 persen menjadi 0,649 Dolar AS, setelah Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga dan menyatakan sikap berhati-hati terhadap pelonggaran kebijakan lanjutan.

Meskipun Dolar AS perkasa, beberapa analis menilai penguatan ini mungkin tidak berkelanjutan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya