Berita

Ilustrasi (Foto: RMOL/Reni Erina)

Bisnis

BI Waspadai Dampak Shutdown AS Terhadap Stabilitas Ekonomi RI

JUMAT, 24 OKTOBER 2025 | 13:33 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Bank Indonesia (BI) mewaspadai potensi efek domino dari ancaman government shutdown di Amerika Serikat (AS) yang dinilai dapat mengguncang stabilitas ekonomi global dan menular ke Indonesia.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, mengatakan bahwa ketidakpastian global saat ini meningkat seiring risiko fiskal di AS. Menurutnya, dampak dari shutdown bisa menjalar ke berbagai sektor ekonomi dunia.

“Ketidakpastian global saat ini cukup tinggi, salah satunya dari AS. Shutdown terjadi, dampaknya bisa ke defisit fiskal yang lebih besar, lalu berpengaruh ke ekspektasi yield, tingkat pengangguran, dan persepsi pasar,” kata Juli dalam Pelatihan Wartawan BI di Bukittinggi, Padang, Jumat, 24 Oktober 2025.


Ia menjelaskan, kenaikan tingkat pengangguran di AS biasanya akan direspons oleh Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) melalui perubahan kebijakan suku bunga acuan (Fed Funds Rate). Perubahan arah kebijakan moneter tersebut, kata Juli, berpotensi menular ke pasar keuangan global. 

“Ini termasuk ke Indonesia melalui kurs dan instrumen lainnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Juli menegaskan bahwa ketidakpastian global saat ini tidak hanya bersumber dari kondisi fiskal AS, tetapi juga dari bagaimana The Fed merespons dinamika tersebut. Kombinasi antara risiko shutdown dan perubahan arah kebijakan moneter AS dinilai dapat menciptakan volatilitas di pasar keuangan dunia.

"Jadi ketidakpastian bisa muncul dari kondisi fiskal AS, tapi respons kebijakan moneter AS juga ikut berpengaruh," tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya