Berita

Presiden AS Donald Trump (Foto: Sky News)

Bisnis

Trump Tak Sudi Bertemu Xi Jinping usai Umumkan Tarif 100 Persen

SABTU, 11 OKTOBER 2025 | 11:47 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perang dagang Amerika Serikat (AS)-China kembali berkobar setelah Presiden Donald Trump mengumumkan akan menaikkan tarif secara besar-besaran sebagai tanggapan atas langkah Beijing yang membatasi ekspor mineral penting.

“Mulai 1 November 2025, Amerika Serikat akan mengenakan tarif sebesar 100 persen kepada Tiongkok, melampaui tarif apa pun yang mereka bayarkan saat ini,” tulis Trump di platform Truth Social, dikutip dari Reuters, Sabtu 11 Oktober 2025.

Trump juga menyinggung kemungkinan pembatalan pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping yang dijadwalkan tiga minggu lagi di Korea Selatan. Menurutnya, tidak ada alasan untuk bertemu orang nomor satu di China itu.


“Saat ini tampaknya tidak ada alasan untuk melakukannya,” tulisnya. Namun, kepada wartawan di Gedung Putih, ia meralat kata-katanyaa. “Saya sebenarnya belum membatalkan," katanya. 

Trump sebelumnya mengecam keputusan Beijing yang memperluas pembatasan ekspor unsur tanah jarang, bahan penting dalam pembuatan perangkat teknologi canggih. 

“Mengejutkan sekali,” ujar Trump tentang langkah tersebut. “Saya pikir itu sangat, sangat buruk.” Trump sangat marah. Itu sebabnya ia akan membalas langkah China. 

Peristiwa ini menandai kemunduran terbesar hubungan ekonomi AS-China dalam enam bulan terakhir. Banyak pihak khawatir ketegangan ini akan membatalkan kemajuan diplomatik yang sempat dicapai untuk menstabilkan perdagangan global.

Para analis menilai, pembatasan ekspor perangkat lunak AS ke Tiongkok dapat memukul keras sektor teknologi di negara tersebut, termasuk industri komputasi awan dan kecerdasan buatan. Sementara itu, Beijing menyerukan agar Washington menghentikan kebijakan sepihak yang dianggapnya dapat merusak sistem perdagangan dunia.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya