Ilustrasi (Foto: Facebook PT Bukit Asam)
Emiten BUMN tambang, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih Rp833,04 miliar sepanjang semester I 2025.
Nilai tersebut merosot 59 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 sekitar Rp 2,03 triliun.
Penurunan ini disebabkan oleh turunnya harga batu bara yang cukup drastis serta kenaikan stripping ratio.
Dari sisi pendapatan, PTBA mencatat kenaikan 4,12 persen menjadi Rp20,45 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp19,64 triliun pada semester I 2024.
Beban pokok pendapatan ikut membengkak menjadi Rp18,20 triliun dari Rp 16,23 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Akibatnya, laba bruto PTBA turun menjadi Rp2,24 triliun dari sebelumnya Rp3,40 triliun.
Dari sisi operasional, produksi batu bara PTBA tumbuh 16 persen (yoy) menjadi 21,73 juta ton pada semester I-2025.
Manajemen PTBA dalam Pubex Live 2025 pada Kamis 11 September 2025 mengungkapkan, volume penjualan batu bara PTBA naik 8 persen (yoy) menjadi 21,62 juta ton. Adapun volume pengangkutan batu bara PTBA juga meningkat 9 persen (yoy) menjadi 19,28 juta ton pada paruh pertama tahun ini.
"Untuk semester pertama tahun 2025 dibandingkan dengan semester pertama 2024, terdapat kenaikan produksi batu bara 16 persen, yoy. Untuk penjualan batu bara ada kenaikan yang sebesar 8 persen, yoy, itu dibandingkan dengan semester pertama tahun 2024. Sementara transportasi itu naik 9 persen, yoy, dibandingkan dengan semester pertama 2024 dan stripping ratio mengalami kenaikan dari 5,9 di tahun sebelumnya menjadi 6,17 di tahun ini," terang manajemen. dalam keterangan yang dikutip redaksi di Jakarta, Jumat 12 September 2025.
PTBA saat ini tengah melakukan efisiensi guna menekan biaya jasa tambang ketika harga batu bara jatuh.