Berita

Gedung parlemen Nepal dibakar (Foto: BBC)

Dunia

Nepal Berdarah: Belasan Tewas dalam Aksi Demo, Termasuk Istri Mantan PM Jhalanath Khanal

RABU, 10 SEPTEMBER 2025 | 08:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Gelombang demo besar-besaran di Nepal terus memanas hingga Selasa, 9 September 2025 waktu setempat. 

Ribuan massa turun ke jalan dan membakar gedung parlemen di ibu kota Kathmandu, hanya beberapa jam setelah Perdana Menteri KP Sharma Oli mengumumkan pengunduran dirinya.

Hingga Selasa malam, tiga orang lagi dilaporkan tewas dalam kerusuhan ini, sementara 900 narapidana dilaporkan kabur dari dua penjara di distrik barat Nepal. Petugas keamanan kewalahan menghadapi ledakan kemarahan massa.


Kemarahan juga menyebar ke rumah-rumah para politisi senior. Menteri Luar Negeri Arzu Rana Deuba, istri mantan Perdana Menteri Sher Bahadur Deuba, diseret dari kediamannya dan dipukuli oleh massa. 

"Mereka terus berteriak bahwa kami telah mencuri masa depan mereka," ujar Deuba kepada para ajudan, dikutip dari Times of India, Rabu 10 September 2025.

Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Bishnu Prasad Paudel dikejar-kejar di jalanan oleh para pengunjuk rasa yang menendang dan memukulnya. 

Istri mantan Perdana Menteri Jhalanath Khanal, Rajyalaxmi Chitrakar, tewas setelah para pengunjuk rasa membakar rumah mereka.

Pejabat partai mengonfirmasi kematiannya pada Selasa malam, menyebutnya sebagai tindakan biadab yang mencerminkan arah gerakan yang berbahaya.

Protes besar ini awalnya dipicu oleh larangan penggunaan 26 platform media sosial seperti Facebook dan Instagram. Pemerintah berdalih kebijakan itu untuk mencegah penyebaran berita palsu, ujaran kebencian, dan penipuan daring. Namun keputusan tersebut justru memantik kemarahan publik, terutama kaum muda yang mengandalkan media sosial untuk hiburan, berita, dan bisnis.

Meskipun larangan itu akhirnya dicabut tergesa-gesa pada Senin malam, protes sudah terlanjur membesar. Gelombang kemarahan rakyat menjelma menjadi gerakan antikorupsi yang menargetkan elite politik Nepal.

Militer Nepal menuding para demonstran memanfaatkan situasi untuk merusak, menjarah, dan membakar properti publik maupun pribadi.

“Jika kerusuhan berlanjut, semua lembaga keamanan, termasuk Angkatan Darat Nepal, berkomitmen untuk mengambil alih kendali situasi mulai pukul 22.00 waktu setempat," menurut pernyataan resmi.

Meskipun KP Oli sudah mengundurkan diri, kondisi politik Nepal tetap tak menentu. Belum jelas siapa yang akan menggantikannya, sementara sejumlah menteri dan pejabat dilaporkan berlindung di markas pasukan keamanan karena takut menjadi sasaran amarah massa.

Di gedung parlemen ratusan demonstran menari, menyanyikan lagu-lagu perlawanan, dan mengibarkan bendera Nepal di sekitar api unggun di pintu masuk. Semua jendela gedung dipecahkan, grafiti antikorupsi memenuhi dinding, dan sebagian pengunjuk rasa berhasil masuk ke ruang parlemen.

Seorang warga Kathmandu, Muna Shreshta, 20 tahun, yang ikut dalam aksi tersebut mengatakan sudah saatnya korupsi di negaranya diberantas.

“Korupsi sudah menjadi masalah lama. Sudah waktunya bangsa kita berubah, pemimpin kita berubah, semuanya berubah," ujarnya kepada BBC.

“Kami senang menyaksikan ini dan memperjuangkannya. Saya harap perubahan ini membawa sesuatu yang positif bagi kami," lanjutnya.

Nepal kini berada di ambang krisis politik besar. Meski larangan media sosial sudah dicabut, kemarahan rakyat belum mereda. Tuntutan mereka bukan lagi soal kebebasan digital, melainkan perlawanan terhadap korupsi, ketidakadilan, dan elite politik yang dianggap gagal membawa perubahan.

Sejauh ini dilaporkan total 19 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam kerusuhan Nepal.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Eddy Soeparno Bicara Komitmen Prabowo Percepat Dekarbonisasi

Senin, 15 Desember 2025 | 16:13

Praperadilan Kakak Kandung Hary Tanoesoedibjo Dua Kali Ditolak Hakim

Senin, 15 Desember 2025 | 15:55

Miliarder Siapkan Hadiah Besar Atas Aksi Heroik Warga Muslim di Bondi Beach

Senin, 15 Desember 2025 | 15:48

DPR Tegaskan Perpol 10/2025 Tidak Bertentangan dengan Konstitusi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:41

Ketaatan pada Rais Aam Fondasi Kesinambungan Khittah NU

Senin, 15 Desember 2025 | 15:39

Gubernur Sulut Dukung Penguatan Kapasitas SDM Bawaslu

Senin, 15 Desember 2025 | 15:29

Keselamatan Masyarakat Harus Jadi Prioritas Utama Selama Nataru

Senin, 15 Desember 2025 | 15:19

Pramono Terima Hasil Kongres Istimewa MKB Demi Majukan Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:12

KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau SF Hariyanto

Senin, 15 Desember 2025 | 14:54

Command Center Diresmikan Percepat Digitalisasi dan Pengawasan Kopdes Merah Putih

Senin, 15 Desember 2025 | 14:43

Selengkapnya