Berita

Ilustrasi (Foto: Artificial Intelegence)

Bisnis

Bitcoin Tertekan Bikin Pasar Kripto jadi Loyo

SABTU, 06 SEPTEMBER 2025 | 11:34 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga Bitcoin (BTC) turun sekitar 0,06 persen dan berada di level 111.192 Dolar AS, menurut data dari CoinMarketCap pada Sabtu pagi, 6 September 2025.

Penurunan ini sejalan dengan melemahnya sentimen pasar kripto global, di mana kapitalisasi pasar hanya bergeser tipis -0,01 persen. Salah satu pemicu utama pelemahan ini adalah faktor teknikal. 

Bitcoin menembus level support Fibonacci 23,6 persen di sekitar 120.401 Dolar AS, yang memicu aksi jual otomatis di pasar. Indikator teknikal seperti MACD (-0,67) dan RSI (44,49) juga menegaskan bahwa momentum Bitcoin sedang melemah. 


Selama harga masih berada di bawah SMA 30-hari pada kisaran 114.304 Dolar AS, tekanan jual kemungkinan akan terus berlanjut. Namun, jika aset utama kripto tersebut berhasil menembus kembali level 115.864 Dolar AS, potensi rebound akan terbuka.

Selain faktor teknikal, aktivitas “paus” Bitcoin juga menjadi perhatian. 

Pada 29 Juli 2025, sebuah dompet besar yang sebelumnya tidak aktif memindahkan sekitar 330 BTC senilai 39,1 juta Dolar AS. Meskipun aset tersebut belum dijual, transfer dalam jumlah besar ke bursa sering kali menjadi tanda adanya potensi aksi ambil untung. 

Jika pemegang jangka panjang mulai mencairkan asetnya setelah kenaikan tahunan sebesar 95 persen, tekanan jual bisa semakin besar. Data on-chain seperti SOPR (Spent Output Profit Ratio) perlu diawasi untuk melihat apakah tren ini akan berlanjut.

Di sisi lain, ketidakpastian regulasi juga membayangi pasar. 

Misalnya, Pemerintah Korea Selatan yang tengah membahas aturan baru terkait penerbitan stablecoin, sementara SEC di Amerika Serikat sedang menyiapkan pedoman penyimpanan aset kripto yang lebih jelas. 

Dalam jangka panjang, regulasi yang pasti bisa membawa dampak positif bagi pasar. Namun, selama prosesnya masih berlangsung, para investor cenderung lebih berhati-hati dan mengurangi eksposur mereka terhadap aset berisiko.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya