Utusan Khusus PBB untuk Yaman Hans Grundberg (Foto: AFP)
Kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran menyerbu markas besar badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Sanaa, ibu kota Yaman, pada Minggu, 31 Agustus 2025 waktu setempat.
Juru bicara Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan pasukan keamanan setempat memasuki kantor WFP pada Minggu pagi dan menahan seorang staf.
“Seorang staf WFP ditahan,” ujarnya kepada CNN, menambahkan bahwa ada laporan penahanan di beberapa lokasi lain juga.
Belum jelas apakah penyerbuan ini terkait dengan serangan Israel sebelumnya. Namun, Houthi memang dikenal kerap menargetkan PBB dan organisasi internasional lainnya.
Menteri Informasi Yaman, Moammar al-Eryani, mengecam keras tindakan Houthi. Ia menyebut laporan yang menunjukkan bahwa kelompok tersebut juga menculik penjaga gedung UNICEF di Sanaa.
Seorang juru bicara UNICEF hanya mengatakan ada “situasi yang sedang berlangsung di Sanaa” tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Utusan PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, mengecam peristiwa tersebut.
“Saya mengutuk keras gelombang baru penahanan sewenang-wenang terhadap personel PBB hari ini di Sanaa dan Hodeida serta pemaksaan masuk ke kompleks PBB dan penyitaan properti PBB," ujarnya.
Situasi memanas setelah Israel melancarkan serangan udara pada Kamis lalu yang menewaskan Ahmed al-Rahawi, Perdana Menteri pemerintahan Houthi. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut serangan itu “baru permulaan” dan bersumpah akan terus memburu para pemimpin Houthi.
“Kami melakukan apa yang belum pernah dilakukan siapa pun sebelumnya. Ini baru awal serangan terhadap pejabat senior di Sanaa. Kami akan menghabisi mereka semua,” kata Netanyahu dalam rapat kabinet pada Minggu.
Sejak 2014, Yaman terpecah dua menjadi dua: pemerintahan Houthi yang menguasai Sanaa dan sebagian besar wilayah utara, serta pemerintahan yang diakui secara internasional di bagian selatan. Konflik ini semakin rumit dengan keterlibatan Iran, Israel, dan negara-negara lain di kawasan.