Berita

Ilustrasi (Foto: Artificial Intelegence)

Bisnis

Dolar AS Kembali Melemah saat Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed Meningkat

SABTU, 30 AGUSTUS 2025 | 07:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Nilai tukar Dolar AS di pasar uang New York melemah dan berada di jalur penurunan sekitar 2 persen sepanjang Agustus. Pelemahan ini terjadi seiring pelaku pasar bersiap menghadapi kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), bulan depan.

Dolar yang sempat menguat setelah data inflasi AS sesuai ekspektasi akhirnya kehilangan momentum dan gagal menghentikan tren penurunan tiga hari beruntun. 

Departemen Perdagangan AS melaporkan Indeks Harga Konsumsi Pribadi (PCE) naik 0,2 persen pada Juli, setelah kenaikan 0,3 persen pada Juni.


Data tersebut memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan 16-17 September mendatang. Berdasarkan alat pemantau CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga kini mencapai 87 persen, naik dari 63 persen sebulan sebelumnya.

Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, turun 0,09 persen ke level 97,803 pada penutupan perdagangan Jumat 29 Agustus 2025. 

Ketidakpastian politik juga ikut menekan Dolar. Presiden Donald Trump kembali meningkatkan tekanannya terhadap The Fed, termasuk upaya memberhentikan Gubernur Lisa Cook pekan ini. Seorang hakim federal pada Jumat mengatakan akan mempercepat proses sidang untuk menentukan apakah Cook dapat diblokir sementara dari pemecatan sembari menunggu gugatan hukumnya diputuskan.

Sementara itu, survei Bank Sentral Eropa (ECB) menunjukkan ekspektasi inflasi konsumen zona euro tetap stabil di sekitar target 2 persen pada Juli. 

Data terpisah mengungkapkan harga konsumen Prancis naik lebih rendah dari perkiraan pada Agustus, sedangkan inflasi tahunan Spanyol stabil di level 2,7 persen.

Euro menguat 0,11 persen menjadi 1,1696 Dolar AS, sementara Poundsterling relatif stagnan di 1,3502 Dolar AS. 

Keduanya naik lebih dari 2 persen sepanjang bulan ini. 

Terhadap Yen, Dolar AS sedikit menguat 0,02 persen ke posisi 146,98 Yen. 

Terhadap Franc Swiss, Dolar turun 0,26 persen ke 0,7997 dan tercatat 1,3 persen lebih rendah sepanjang bulan.

Di Asia, yuan China mencapai level terkuat dalam 10 bulan terhadap Dolar AS, didukung penetapan kurs tengah yang stabil dan reli bursa saham domestik.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya