Berita

Andrea Hidayat dari PT Indokripto Koin Semesta, di sela acara CFX Conference 2025 Bali (Foto: RMOL/Reni Erina)

Bisnis

Dibanding AS, Indonesia Lebih Dulu Memiliki Regulasi untuk Kripto

KAMIS, 21 AGUSTUS 2025 | 14:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ekosistem aset kripto di Indonesia sudah maju dibandingkan negara lain. 

Salah satu pemegang saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN), Andrew Hidayat, menegaskan bahkan bila dibanding dengan Amerika Serikat, Indonesia sudah lebih teratur karena Indonesia sudah memiliki regulasi komprehensif untuk mengatur industri kripto. 

Ia memaparkan bahwa Indonesia telah memiliki regulasi yang menaungi industri aset kripto, seperti Undang-undang Nomor 4 Tahun 2023 Tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), serta serta POJK No. 27 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Aset Keuangan Digital. 


"Regulasi kripto, Indonesia sudah menjadi pendahulu. Sementara Amerika baru keluar Genius ACT," katanya saat ditemui di sela ajang CFX Crypto Conference 2025 di Social House, Nuanu City, Tabanan, Bali, Kamis 21 Agustus 2025. 

Saat ini, ia tengah berusaha untuk fokus dalam mengimplementasikan aturan-aturan yang ada. Sehingga, para investor memiliki alasan yang pasti untuk berinvestasi di aset kripto.

Terutama anak muda saat dihadapkan pada banyak pilihan, misalnya antara beli aset digital atau beli rumah. 

"Sehingga teman-teman kita yang investasi di kripto tidak usah milih antara, saya mau investasi kripto atau mau bangun rumah. Kan demografiknya investor kita ini rata-rata muda semua. Pengen punya rumah, pengen punya mobil," ujarnya. 

Untuk kembali mengembangkan industri aset kripto ini, Andre mendorong bursa kripto CFX untuk selalu berinovasi agar makin banyak investor yang tertarik berinvestasi di aset kripto.

Ia juga menegaskan bahwa Indonesia bisa jadi pusat aset kripto secara regional. Salah satu senjatanya yaitu pengembangan stable coin di dalam negeri. 

Stable Coin merupakan salah satu aset kripto yang dinilai dijaminkan atau berdasarkan mata uang atau emas. Saat ini, stable coin yang berkembang yaitu USDC, di mana 1 USDC sama nilainya sama dengan 1 Dolar AS. 

Ia berharap, stable coin ke depan bisa menjadi alat pembayaran lintas negara. Dengan begitu, turis asing tidak perlu menukar uang untuk melakukan transaksi, hanya cukup membeli stable koin saja.

Chief Marketing Officer, Timothius Martin, juga menegaskan bahwa stable coin di luar negeri seperti Amerika Serikat sudah sangat berkembang. Bahkan, konsumen bisa menggunakan stable coin untuk membayar transaksi e-commerce.

"Jadi sebagai pembeli, kita bisa bayar merchant. Merchant e-commerce atau apa pun. Itu pakai USDC. Merchantnya itu nggak usah ambil pusing, mereka terimanya langsung fiat-nya (mata uang). Itu langsung convert dari crypto USDC-nya ke fiat mereka. Jadi sangat fleksibel," kata Timothius.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya