Berita

Bakteri Legionella (Foto: Associated Press)

Dunia

Warga New York Dihantui Penyakit Legionnaires

SENIN, 18 AGUSTUS 2025 | 15:09 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Warga New York City kini sedang menghadapi wabah Legionnaires, penyakit infeksi paru-paru yang menyebar lewat udara. Di kawasan Central Harlem, tercatat 101 kasus dengan 4 orang meninggal.

Menurut pejabat kesehatan, penyakit ini disebabkan bakteri Legionella yang tumbuh di menara pendingin gedung. 

Menara pendingin adalah sistem besar yang memakai air untuk mendinginkan gedung, lalu menghasilkan kabut yang dilepaskan ke udara. Jika air di dalamnya hangat, tergenang, atau tidak dibersihkan, bakteri bisa berkembang biak. Saat kabut yang terkontaminasi terhirup, orang bisa jatuh sakit.


Pekan lalu, Departemen Kesehatan Kota New York menemukan bakteri di 12 menara pendingin milik 10 gedung, termasuk rumah sakit Harlem. Dari jumlah itu, 11 menara sudah diperbaiki dan sisanya selesai ditangani pada Jumat lalu.

Pihak berwenang menegaskan, wabah ini tidak terkait dengan air minum, air mandi, atau AC dalam ruangan. Jadi, warga tetap aman untuk minum, mandi, memasak, maupun menggunakan pendingin udara.

Wabah Legionnaires ini pertama kali diumumkan pada 25 Juli 2025. 

Komisaris Kesehatan Sementara, Michelle Morse, menyampaikan bahwa jumlah kasus baru kini sudah mulai menurun, tanda bahwa sumber bakteri berhasil dikendalikan.

"Kabar baiknya adalah kasus baru sudah mulai menurun, yang menunjukkan bahwa sumber bakteri telah terkendali," kata Morse, dikutip dari CNN, Senin 18 Agustus 2025.

Morse mengimbau warga di area terdampak yang mengalami gejala mirip flu, seperti batuk, demam, sakit kepala, nyeri otot, atau sesak napas untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar bisa ditangani dengan cepat.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, Legionnaires bisa diobati dengan antibiotik, tetapi bila terlambat ditangani dapat berakibat fatal seperti syok atau gagal organ. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS memperkirakan bahwa sekitar 10 persen penderita meninggal, terutama pada lansia dan orang dengan daya tahan tubuh lemah.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya