Berita

Ilustrasi (Foto: Artificial Intelligence/ChatGPT)

Dunia

Thailand Tolak Masuk Wartawan Gedung Putih Gadungan

SENIN, 18 AGUSTUS 2025 | 08:01 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Thailand membatalkan undangan untuk seorang warga negara Amerika Serikat (AS) bernama Michael B. Alfaro, setelah memastikan bahwa ia bukan jurnalis Gedung Putih yang resmi terakreditasi.

Awalnya, pemerintah Thailand berencana mengundang Alfaro untuk melihat langsung kerusakan akibat serangan artileri Kamboja di wilayah Surin, termasuk rumah sakit, sekolah, dan area permukiman. Program itu juga mencakup kunjungan ke operasi pembersihan ranjau oleh Pusat Aksi Ranjau Thailand (TMAC).

Namun, juru bicara pemerintah Jirayu Houngsub mengatakan Alfaro ternyata hanya mengaku-ngaku sebagai koresponden Gedung Putih dan bahkan sempat menuduh tentara Thailand memblokir penyeberangan di perbatasan Kamboja–Thailand melalui siaran langsungnya. Ia juga menggunakan bahasa kasar terhadap Thailand.


“Setelah dipastikan dia bukan wartawan Gedung Putih dan sudah memfitnah nama Presiden AS, kasus ini ditutup. Dia tidak diperkenankan menginjakkan kaki di Thailand,” kata Jirayu, dikutip dari Bangkok Post, Senin 18 Agustus 2025.

Sebelumnya, Alfaro mengunggah video di media sosial yang menuding tentara Thailand menghalangi warga Kamboja mengakses beberapa area. Video itu kemudian dilarang beredar. Ia juga mengaku sebagai jurnalis sekaligus pakar intelijen Gedung Putih.

Namun, penasihat Menteri Luar Negeri, Chayika Wongnapachant, menegaskan Alfaro tidak memiliki afiliasi media resmi. Perusahaan humasnya di Washington, Capitol Hill & Friends, bahkan baru didirikan tahun ini. Chayika menilai klaim Alfaro berisiko menyesatkan opini internasional.

Sementara itu, juru bicara Komando Tinggi Angkatan Bersenjata Thailand (AHC), Laksamana Muda Surasant Kongsiri, menegaskan pasukan Thailand tidak pernah melanggar wilayah Kamboja. 
Ia menekankan bahwa Thailand berkomitmen pada perdamaian, tapi tidak akan tinggal diam terhadap narasi palsu yang bisa mengancam keamanan nasional.
“Thailand menghargai hidup berdampingan secara damai dengan Kamboja. Namun jika ada upaya merusak martabat dan keamanan nasional kami, Thailand akan merespons dengan tegas sesuai hukum nasional maupun internasional,” ujarnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya