Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim/Net
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka peluang akan memanggil mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim hingga para staf khususnya untuk mendalami penyelidikan dugaan korupsi pengadaan Google Cloud di Kemendikbudristek.
"Semua terbuka kemungkinan untuk memanggil pihak-pihak siapa saja yang memang diduga mengetahui konstruksi perkara tersebut," kata Jurubicara KPK, Budi Prasetyo kepada wartawan, Kamis, 31 Juli 2025.
Tak hanya itu kata Budi, KPK juga membuka kemungkinan akan memanggil para staf khusus (stafsus) Mendikbudristek lainnya setelah memeriksa Fiona Handayani.
"Semua kemungkinan untuk melakukan permintaan keterangan kepada pihak-pihak yang diduga mengetahui konstruksi sebuah perkara tentu akan dilakukan oleh KPK. Tentu keterangan-keterangan itu akan membantu KPK untuk membuat terang suatu perkara yang sedang ditangani," pungkas Budi.
Sebelumnya, Stafsus Mendikbudristek Nadiem Makarim Bidang Isu-isu Strategis, Fiona Handayani telah diperiksa selama lebih dari 8 jam di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Rabu, 30 Juli 2025.
Saat itu, Fiona dimintai keterangan terkait dengan pengadaan Google Cloud yang saat ini sedang di tahap penyelidikan KPK.
Penyelidikan perkara ini pertama kali diumumkan KPK pada Kamis, 12 Juli 2025.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu mengatakan bahwa dugaan korupsi pengadaan Google Cloud di Kemendikbudristek era Nadiem Makarim terjadi ketika pandemi Covid-19.
"Iya (tempusnya saat pandemi Covid-19). Sejalan dengan pengadaan Chromebook itu. Itu kan hardware-nya. Di mana anak-anak ini mengerjakan tugasnya, mengetik, menggambar, dan lain-lain melalui medianya laptop, nyimpannya harusnya disimpan tempat penyimpanan data," kata Asep, Jumat, 25 Juli 2025.
Untuk itu kata Asep, saat ini tim penyelidik KPK tengah mengusut ada tidaknya kemahalan harga dari pengadaan Google Cloud dimaksud.
"Ini yang sedang kita dalami. Apakah ini terjadi kemahalan atau bagaimana. Makanya ada kebocoran data dan lain-lain waktu itu kan. Apakah itu memang satu bagian yang sama atau bagian yang lain," pungkas Asep.