Berita

Sidang lanjutan kasus judol Kementerian Komdigi di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Rabu malam, 16 Juli 2025/RMOL

Hukum

Istri Terdakwa Kasus Judol Komdigi Ngaku jadi Alat Tukar Kepala Budi Arie

KAMIS, 17 JULI 2025 | 00:56 WIB | LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA

Fakta baru terungkap dalam sidang lanjutan kasus melindungi situs judi online (judol) di Kementerian Komunikasi dan Digitalisasi (Komdigi) dengan terdakwa Adriana Angela Brigita, istri dari terdakwa Zulkarnaen Apriliantony alias Tony di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Rabu malam, 16 Juli 2025.

Saat bersaksi, Brigita mengklaim bahwa dirinya menyandang status tersangka sebagai bentuk "tukar kepala" karena tidak berhasil menyeret nama mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Budi Arie Setiadi, ke kasus ini.

Saat itu, Majelis Hakim mempersilakan kuasa hukum Brigita, Christian Malonda melakukan tanya jawab.


Christian pun mengawali pertanyaan dengan meminta penjelasan Brigita soal statusnya sebagai terdakwa, padahal tidak pernah melihat uang miliaran rupiah yang dihasilkan dari pengamanan situs judol.

“Saya tidak tahu titik kesalahan saya ada di mana? Apa salah saya?" kata Brigita.

"Tapi berbagai pertimbangan, mungkin menyebabkan saya di sini, saya tidak mengerti dari unsur sebelah mana?” jelas Brigita dengan suara bergetar hampir mau menangis.

Christian lalu menggali lebih dalam soal pernyataan dari mantan kuasa hukum Brigita yang diduga menyarankan agar dirinya menjadi “alat tukar kepala” karena tidak berhasil menyeret Budi Arie.

Sederhananya, Brigita lalu jadi tersangka dalam kasus ini.

"Saya cuma mengingat satu kalimat dari mantan pengacara saya bahwa saya buat alat 'tukar kepala' dengan Budi Arie. Itu yang dikatakan mantan pengacara saya,” jelas Brigita sambil menangis.

Bukan hanya Brigita, mantan kuasa hukumnya turut mendorong Tony untuk memberikan pengakuan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), yang menyebut Budi Arie menerima aliran dana sebesar Rp14 miliar.

“(Mantan) pengacara saya sempat menyatakan, 'Ibu, tolong bilang Bapak, sudah bilang saja Bapak, Pak Budi Arie sudah terima 14 M (Rp14 milliar). Ibu keluar (tidak jadi tersangka),” jelas Brigita. 

Sayangnya, saat proses penyidikan, Tony sempat dilepaskan dari sel dan dipertemukan dengan Brigita. Di sini, Brigita menanyakan kepada suaminya, soal aliran dana senilai Rp14 miliar kepada Budi Arie. 

Brigita memastikan bahwa Tony tidak pernah memberikan uang senilai Rp14 miliar kepada Budi Arie dalam kasus ini.

"Saya bilang, kalau memang tidak pernah jangan pernah katakan ya, saya penjara enggak apa-apa, tapi jangan pernah menyeret orang, jangan pernah membawa orang yang tidak ada urusannya tidak bersalah dalam perkara ini. Saya bilang gitu. Suami saya meyakinkan saya apa itu benar, apa itu benar ada perkataan tawaran seperti itu," bebernya.

Sayangnya, hal ini tidak merubah keputusan dan Brigita tetap jadi tersangka.

"Saat itu, saat saya hancur sehancur-hancurnya, kenapa bisa saya jadi tersangka, saya ditersangkakan. Saya baru baca 2-3 lembar, saya langsung dijadikan tersangka," tegas Brigita.

Persidangan ini telah dibagi menjadi empat klaster.

Klaster pertama adalah koordinator, dengan terdakwa Adhi Kismanto, Zulkarnaen Apriliantony alias Tony, Muhrijan alias Agus, dan Alwin Jabarti Kiemas.

Klaster kedua merupakan mantan pegawai Kemkominfo, yakni Denden Imadudin Soleh, Fakhri Dzulfiqar, Riko Rasota Rahmada, Syamsul Arifin, Yudha Rahman Setiadi, Yoga Priyanka Sihombing, Reyga Radika, Muhammad Abindra Putra Tayip N, dan Radyka Prima Wicaksana.

Klaster ketiga agen situs judol, dengan terdakwa antara lain Muchlis, Deny Maryono, Harry Efendy, Helmi Fernando, Bernard alias Otoy, Budianto Salim, Bennihardi, dan Ferry alias William alias Acai.

Serta klaster keempat mencakup tindak pidana pencucian uang (TPPU) Darmawati dan Adriana Angela Brigita.

Seiring berjalannya waktu, nama mantan Menteri Kominfo yang kini Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, juga sempat muncul dalam surat dakwaan kasus dugaan penjagaan situs judol tersebut.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya