Berita

Pemandangan satelit yang lebih dekat menunjukkan punggung bukit di kompleks bawah tanah Fordo, setelah AS menyerang fasilitas nuklir bawah tanah, dekat Qom, Iran pada Minggu, 22 Juni 2025/Net

Dunia

Citra Satelit Ungkap Kerusakan Parah di Fasilitas Nuklir Fordo Iran

SENIN, 23 JUNI 2025 | 14:17 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Fordo milik Iran diklaim telah menyebabkan kerusakan besar, menurut citra satelit komersial terbaru. 

Namun, para pakar memperingatkan bahwa tingkat kerusakan aktual masih belum dapat dipastikan karena keterbatasan visibilitas struktur bawah tanah tempat sentrifus uranium Iran disimpan.

Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan enam lubang besar di punggung gunung di atas kompleks Fordow, tempat Iran mengubur ratusan sentrifus pengayaan uranium. 


Lubang-lubang itu diyakini berasal dari bom penghancur bunker Massive Ordnance Penetrator (MOP) seberat 30.000 pon yang dijatuhkan oleh tujuh pembom siluman B-2 AS dalam Operasi Midnight Hammer.

"Mereka baru saja melubangi dengan MOP ini. Saya perkirakan fasilitas itu mungkin hancur," ujar David Albright, mantan inspektur nuklir PBB dan kepala Institut Sains dan Keamanan Internasional, seperti dimuat Reuters pada Senin, 23 Juni 2025.

Namun, belum ada konfirmasi visual atas kerusakan struktur bawah tanah. 

"Aula yang berisi ratusan sentrifus terlalu dalam terkubur sehingga kami tidak dapat mengevaluasi tingkat kerusakan berdasarkan citra satelit," kata Decker Eveleth dari CNA Corporation, yang mengkhususkan diri dalam analisis citra satelit.

Serangan ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengamat bahwa Iran telah mengantisipasi serangan dengan memindahkan sebagian besar persediaan uranium sebelum pemboman terjadi. 

Maxar mencatat aktivitas yang tidak biasa pada Kamis dan Jumat sebelumnya, termasuk antrean panjang kendaraan di pintu masuk Fordow.

"Saya rasa Anda tidak dapat melakukan apa pun dengan keyakinan penuh kecuali menunda program nuklir mereka mungkin beberapa tahun. Hampir pasti ada fasilitas yang tidak kita ketahui," ujar Jeffrey Lewis dari Middlebury Institute of International Studies. 

Seorang sumber senior Iran mengatakan sebagian besar uranium yang diperkaya tingkat tinggi 60 persen telah dipindahkan ke lokasi yang dirahasiakan sebelum serangan AS.

Kekhawatiran serupa juga diungkapkan oleh Senator Mark Kelly, anggota Komite Intelijen Senat AS. 

"Ketakutan terbesar saya saat ini adalah mereka menjalankan seluruh program ini secara diam-diam, tidak secara fisik di bawah tanah, tetapi di bawah radar," kata dia kepada NBC News.

Sebagai respons terhadap serangan tersebut, parlemen Iran mengancam akan keluar dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), yang menjadi fondasi kerja sama nuklir global sejak 1970.

Selain Fordo, bom MOP juga dilaporkan menghantam fasilitas pengayaan uranium utama Iran di Natanz. Di Isfahan, rudal jelajah Tomahawk digunakan dalam serangan terhadap pusat penelitian nuklir, meski efektivitasnya dipertanyakan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya