Berita

Presiden RI ke-7 Joko Widodo/Ist

Politik

Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jadi Pintu Masuk Bongkar Kejahatan Jokowi

JUMAT, 13 JUNI 2025 | 00:15 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Kasus tudingan ijazah palsu Presiden RI ke-7 Joko Widodo atau Jokowi dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang masih bergulir, sepertinya diciptakan agar supaya terus bergejolak dan semakin besar, sampai terjadi perpecahan yang menyebabkan kerusuhan. 

Demikian dikatakan Direktur Eksekutif Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3-I) Tom Pasaribu melalui keterangan tertulisnya, Kamis 12 Juni 2025.

Padahal, kata Tom, sesuai dengan fakta yang ada, bahwa mencuatnya kasus dugaan ijazah palsu justru terungkap dari sikap dan pernyataan-pernyataan Jokowi selama menjabat Presiden RI.


"Seperti IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) tidak sampai 2, melakukan reuni dengan teman-teman yang katanya seangkatan di Fakultas Kehutanan UGM namun justru makin membuka borok sendiri hingga dosen pembimbing skripsi yang salah," kata Tom.

Belum lagi sederet kebohongan Jokowi lainnya, misal mobil Esemka sudah dipesan 6.000 unit, mengatasi banjir dan macet Jakarta tidak terlalu sulit, uang Rp11 triliun, dan lainnya.

"Apalagi menjelang akhir periodenya Jokowi menunjukkan sikap bahwa hanya dia, keluarga, dan kroni-kroninya yang menjadi pemilik Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan memaksakan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto, dan menantunya Bobby Nasution Cagub Sumut," kata Tom.

Ironisnya, lanjut Tom, 90 persen elite politik, partai politik dan aktivis mendukung dan mengajak rakyat untuk mengamini pelanggaran Jokowi dan keluarganya tersebut.

"Ini jelas membuat amarah publik semakin tidak terbendung. Sehingga kasus dugaan ijazah palsu dianggap sebagai pintu masuk untuk membongkar kebohongan, kecurangan dan kejahatan Jokowi selama menjabat Presiden RI," pungkas Tom.




Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya