Berita

Ilustrasi/RMOL via AI

Bisnis

Rusia-Ukraina Tegang di Tengah Kebakaran Kanada, Harga Minyak Meroket

RABU, 04 JUNI 2025 | 10:01 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga minyak dunia naik ke level tertinggi dalam dua minggu pada Selasa, 3 Juni 2025, dipicu oleh meningkatnya ketegangan politik di berbagai wilayah dunia.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 1 Dolar AS atau 1,5 persen dan ditutup pada 65,63 Dolar AS per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 89 sen atau 1,4 persen dan ditutup pada 63,41 Dolar AS per barel.

"Premi risiko telah meningkat minggu ini karena prospek gencatan senjata Rusia/Ukraina serta kesepakatan nuklir Iran kini tampaknya telah ditunda selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan," kata analis di firma penasihat energi Ritterbusch and Associates.


Baru-baru ini Rusia mengatakan proses perdamaian dengan Ukraina sangat rumit dan tidak bisa diharapkan selesai dalam waktu dekat. Moskow saat ini sedang menunggu tanggapan dari Ukraina atas usulan yang mereka ajukan.

Rusia merupakan negara penghasil minyak mentah terbesar kedua di dunia pada tahun 2024, setelah Amerika Serikat. Negara ini juga merupakan bagian dari kelompok OPEC+.

Di sisi lain, Iran — yang juga anggota OPEC — kemungkinan besar akan menolak kesepakatan nuklir baru yang diajukan AS. Padahal, kesepakatan itu penting agar sanksi terhadap Iran bisa dicabut dan mereka bisa lebih leluasa mengekspor minyak. Iran adalah produsen minyak mentah terbesar ketiga di OPEC setelah Arab Saudi dan Irak.

Di Kanada, kebakaran hutan di provinsi Alberta mengganggu produksi minyak. Sekitar 344.000 barel minyak per hari terdampak. Ini setara dengan sekitar 7 persen dari total produksi minyak mentah Kanada.

Sementara itu di Eropa, inflasi di kawasan Euro menurun dan berada di bawah target Bank Sentral Eropa (ECB). Hal ini terjadi karena biaya jasa turun secara tak terduga. Penurunan inflasi ini membuat banyak pihak memperkirakan ECB akan menurunkan suku bunga untuk mendorong ekonomi.

Suku bunga yang lebih rendah bisa meningkatkan permintaan minyak karena orang dan perusahaan jadi lebih mudah meminjam uang, sehingga belanja dan aktivitas ekonomi meningkat.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya