PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membukukan laba bersih Rp13,67 triliun pada kuartal I-2025.
Angka tersebut lebih rendah 13,92 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebesar Rp15,88 triliun.
Dalam konferensi pers pada Rabu 30 April 2025, pendapatan bunga BRI juga tercatat turun 1,51 persen menjadi Rp49,83 triliun pada kuartal I-2025, dari Rp50,6 triliun pada kuartal I 2024.
Meski demikian, beban bunga BRI terkikis 0,88 persen menjadi Rp13,98 triliun dari Rp14,11 triliun. Sehingga pendapatan bunga bersih BRI tercatat sebesar Rp35,85 triliun, menurun dari Rp36,49 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, perseroan mencatatkan pertumbuhan portofolio kredit sebesar 4,96 persen menjadi Rp1.373,7 triliun pada kuartal I-2025. Kredit UMKM masih menjadi penopang utama dengan nilai mencapai Rp1.126,02 triliun.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi penurunan laba BRI yaitu kenaikan beban pencadangan sebesar 14,59 persen yoy menjadi Rp12,27 triliun.
Kendati demikian, rasio NPL coverage BRI masih tetap solid di level 200 persen. Selain itu, NPL net BRI juga mengalami penurunan secara tahunan dari 1 persen menjadi 0,89 persen.
Peningkatan penyaluran kredit BRI juga diiringi dengan perbaikan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross BRI turun 13 basis poin menjadi 3,14 persen pada kuartal I-2025, dari 3,27 persen pada kuartal I-2024. NPL net BRI hingga 31 Maret 2025 tercatat 0,89 persen, turun dari 1 persen.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun BRI tercatat mencapai Rp1.421,6 triliun pada kuartal I-2025, tumbuh 4,11 persen dari Rp1.365,45 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) BRI tercatat sebesar 86,58 persen, meningkat dari sebelumnya 83,78 persen.
Hingga kuartal I-2025, aset BBRI juga dilaporkan mencapai Rp2.098,22 triliun, tumbuh 5,28 persen sejak akhir 2024 sebesar Rp1.992,98 triliun.