Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

AS Menuju Economic Nuclear Winter, Saham Kripto Merosot Tajam

SELASA, 08 APRIL 2025 | 10:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Saham-saham perusahaan kripto yang tercatat di Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Senin, 7 April 2025, waktu setempt. 

Kejatuhan tersebut dibayangi kekhawatiran pecahnya perang dagang global yang memicu penarikan besar-besaran dari aset-aset berisiko.

Dikutip dari Reuters, mata uang utama kripto, Bitcoin, anjlok hingga 5,5 persen hingga mencapai titik terendah pada tahun 2025. Strategy, yang memegang token senilai miliaran Dolar di neracanya, turun lebih dari 10 persen dan kehilangan sebagian besar keuntungan dari sesi sebelumnya.


Coinbase turun 5 persen, sementara Robinhood anjlok hingga 14 persen setelah Barclays memangkas target harganya, dengan alasan kekhawatiran bahwa gejolak pasar kripto dapat membebani pendapatan transaksi perusahaan pada kuartal ini. 

"Sentimen risk-off yang tinggi menghapus optimisme tentang lingkungan yang lebih baik untuk koin," kata Susannah Streeter, kepala uang dan pasar di Hargreaves Lansdown.

Meskipun tidak secara langsung terkena tarif baru, perusahaan kripto masih merasakan dampaknya karena hambatan perdagangan terberat dalam lebih dari satu abad ini melemahkan sentimen investor di seluruh pasar. 

Investor crazy rich Bill Ackman memperingatkan bahwa AS mungkin sedang menuju "economic nuclear winter" atau "musim dingin nuklir ekonomi."

"Dengan menetapkan tarif besar dan tidak proporsional terhadap kawan maupun lawan, dan dengan demikian meluncurkan perang ekonomi global terhadap seluruh dunia secara bersamaan, kita sedang menghancurkan kepercayaan terhadap negara kita sebagai mitra dagang,” tulis Ackman di X.

Penurunan ini juga dapat mengguncang kepercayaan investor terhadap peran bitcoin sebagai aset yang aman selama masa-masa sulit. Para pendukungnya telah lama mempromosikan token tersebut sebagai lindung nilai terhadap volatilitas pasar dan fluktuasi mata uang.

"Mata uang kripto tidak seunik itu dari perspektif kelas aset pasar. Mata uang kripto adalah aset berisiko yang sudah ada sejak lama. Mata uang kripto harus dipisahkan jika ingin bermanfaat," kata pengusaha mata uang kripto Trevor Koverko.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya