Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Pertumbuhan Ekonomi Cuma di Jawa, Bagaimana Indonesia Atasi Ketimpangan?

RABU, 02 APRIL 2025 | 15:33 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Ketimpangan distribusi pendapatan masih menjadi tantangan utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia. 

Meskipun ekonomi terus tumbuh, perbedaan tingkat kesejahteraan antarwilayah dan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan masih belum merata.

Berdasarkan analisis Visual Capitalist yang dikutip RMOL pada Rabu 2 April 2025, Pulau Jawa masih menjadi pusat utama ekonomi nasional dengan kontribusi sekitar 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sementara daerah lain seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) tertinggal dalam pembangunan. 


Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan juga memperburuk kesenjangan. 

Saat ini, hanya sekitar 12 persen penduduk yang memiliki gelar sarjana, sementara akses terhadap layanan kesehatan juga belum sepenuhnya merata.

Pemerintah telah mengupayakan berbagai kebijakan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi, seperti program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Namun, cakupan dan efektivitas program ini masih perlu ditingkatkan. 

Di sisi lain, pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) digital melalui e-commerce memberikan harapan baru bagi masyarakat menengah-bawah untuk meningkatkan pendapatan mereka.


Strategi Pemerataan Ekonomi

Untuk mempersempit ketimpangan, sejumlah strategi perlu diterapkan secara lebih luas, di antaranya:

- Perluasan Akses Pendidikan Vokasi 
Meningkatkan keterampilan tenaga kerja agar lebih banyak yang dapat masuk ke sektor formal.

- Penerapan Pajak Progresif
Memperkuat sistem pajak, termasuk pajak kekayaan, guna meningkatkan redistribusi pendapatan.

- Investasi di Luar Jawa
Mengembangkan infrastruktur dan industri di wilayah timur agar pertumbuhan ekonomi lebih merata.

- Optimalisasi Program Perlindungan Sosial 
Memperluas cakupan bantuan sosial dengan basis data yang lebih akurat.

Saat ini, Indonesia berada dalam posisi menengah dalam distribusi pendapatan global. Ketimpangan di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara Amerika Latin dan Afrika, tetapi masih lebih tinggi dari negara-negara Asia Timur dan Eropa.

Dengan kombinasi kebijakan fiskal progresif, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta pemerataan pembangunan ekonomi, Indonesia disebut berpotensi mendorong 30?"40 juta orang masuk ke kelas menengah pada tahun 2030.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya