Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

OECD Ramal Ekonomi Dunia Melambat Tahun Ini, Tarif AS Jadi Biang Kerok

SELASA, 18 MARET 2025 | 12:00 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Ekonomi global diperkirakan akan mengalami perlambatan dalam dua tahun ke depan akibat kebijakan tarif Amerika Serikat (AS). 

Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,1 persen pada 2025 dan semakin melambat ke 3,0 persen pada 2026.

Seperti dikutip dari Bloomberg pada Selasa 18 Maret 2025, OECD menyebut kebijakan tarif AS berpotensi menekan perdagangan internasional dan menciptakan ketidakpastian global. Dampaknya, banyak investor cenderung menahan ekspansi bisnis, sementara masyarakat mengurangi belanja konsumen.


Ekonomi AS sendiri diproyeksikan melambat ke 1,6 persen tahun ini, sementara Kanada diprediksi mengalami perlambatan signifikan. Meksiko bahkan menghadapi ancaman resesi akibat dampak kebijakan perdagangan AS.

OECD juga memperingatkan bahwa peningkatan biaya perdagangan dapat memicu inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, memaksa bank sentral mempertahankan kebijakan moneter ketat lebih lama.

Pekan lalu, pasar saham AS mengalami koreksi signifikan, dengan indeks S&P 500 anjlok 10 persen dari puncaknya pada pertengahan Februari. Meski demikian, Gedung Putih menyatakan bahwa AS tengah memasuki masa transisi sebagai bagian dari upaya mengubah sistem perdagangan global, dan menepis kemungkinan resesi.

Prediksi ini didasarkan oleh para analis OECD yang memperhitungkan tarif 25 persen Washington atas impor baja dan aluminium, serta kenaikan bea masuk sebesar 25 poin persentase terhadap produk Kanada dan Meksiko. Kebijakan ini diperkirakan akan diikuti oleh langkah pembalasan dari negara-negara tersebut.

Selain itu, AS juga menerapkan tarif baru sebesar 20 persen terhadap barang impor dari China, yang langsung dibalas dengan kebijakan serupa oleh Beijing. 

Namun, analisis OECD belum mencakup rencana tarif tambahan yang diusulkan Presiden Donald Trump, termasuk tarif timbal balik global yang masih dalam perdebatan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya