Berita

Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin bersama tokoh lintas agama/Ist

Nusantara

Din Syamsuddin: Puasa Sarana Membangun Kebersamaan

SENIN, 10 MARET 2025 | 10:21 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Puasa sejatinya adalah praktik universal yang ditemukan dalam berbagai agama, meski dengan perbedaan bentuk.

Hal ini dikatakan tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin saat menggelar acara Iftar dan Silaturahim di kediaman pribadinya di Cilandak, Jakarta Selatan, pada Minggu malam, 9 Maret 2025. 

Acara tersebut dihadiri Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN PIM), Eduversal Foundation, dan Komunitas Orbit Lintas Karya.


"Puasa tetap memiliki esensi yang sama, menahan diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan,” ujar Din. 

Sementara itu, Pegiat Kemasyarakatan Katolik, Handoyo Budhisejati menjelaskan bahwa puasa dalam tradisi Katolik, terutama pada masa Prapaskah, mengajarkan disiplin rohani dan solidaritas dengan mereka yang kurang beruntung. 

“Puasa dalam Katolik mengajarkan disiplin rohani dan solidaritas dengan mereka yang berkekurangan," kata Handoyo.

Mantan Ketua Umum MATAKIN, Uung Sendana mengungkapkan, dalam Konghucu, puasa lebih berfokus pada pengendalian diri dan kebajikan. 

"Puasa dalam Konghucu menekankan kesederhanaan, introspeksi, dan kebajikan," kata Uung.

Adapun Ketua Umum Permabudhi, Phillip K. Widjaja menjelaskan, puasa dalam ajaran Buddha bertujuan untuk mencapai kejernihan batin. 

“Puasa dalam ajaran Buddha bertujuan untuk mencapai kejernihan batin dan mengendalikan nafsu," kata Phillip.

Tokoh Hindu, Nyoman Udayana menambahkan bahwa puasa dalam Hindu, seperti Ekadashi, adalah bentuk pengendalian diri yang juga menyucikan pikiran dan jiwa. 

"Dalam Hindu, puasa bukan hanya soal menahan lapar, tetapi juga menyucikan pikiran dan jiwa," ujar Nyoman.

Sementara itu, Ketua Umum PGI, Pdt. Jacky Manuputti, menyampaikan, dalam Kristen Protestan, puasa digunakan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperkuat spiritualitas. 

"Yesus sendiri berpuasa di padang gurun selama 40 hari sebagai bentuk penguatan spiritual," kata Jacky.

Mantan Ketua MUI, KH Amidhan Saberah menambahkan, dalam Islam, puasa Ramadan merupakan kewajiban yang bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan. 

“Dari berbagai perspektif ini, kita melihat bahwa puasa bukan sekadar ibadah ritual, tetapi juga sarana membangun karakter, memperkuat kebersamaan, dan menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan,” tutup Amidhan.



Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya