Berita

Prabowo Subianto dan delapan pengusaha besar (Foto: tangkapan layar)

Bisnis

Prabowo Panggil Pengusaha Tajir ke Istana, IHSG Jawara Asia

SABTU, 08 MARET 2025 | 18:52 WIB

SESI perdagangan penutupan pekan terjadi sedikit janggal. Di tengah muramnya sentimen global dan regional yang tersedia, pelaku pasar di bursa saham Indonesia mampu menepis dan justru berbalik melawan dengan mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara signifikan. Rangkaian laporan dan sentimen yang beredar sebelumnya menyebutkan, rilis keputusan Presiden AS Donald Trump tentang cadangan mata uang crypto yang justru disambut pesimis hingga meruntuhkan seluruh harga mata uang digital.

Sentimen lain juga datang dari penilaian pelaku pasar di Wall Street yang mulai menilai kebijakan tarif Trump sebagai berisiko hingga memangkas indeks Wall Street dalam taraf tajam. Bekal sentimen suram dari rontoknya Indeks Wall Street ini kemudian semakin kukuh berpadu dengan rilis data China yang tak kalah buruk.

Laporan otoritas China mengklaim, kinerja ekspor negeri dengan perekonomian terbesar Asia itu yang hanya tumbuh 2,3 persen untuk periode Januari-Februari lalu. Kisaran pertumbuhan tersebut terpaut terlalu jauh di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 5 persen. Kinerja buruk ekspor China kali ini semakin menghadirkan kekhawatiran pelaku pasar mengingat pemberlakuan penaikkan tarif masuk oleh Trump segera tiba.


Pelaku pasar kini semakin menyorot kinerja dan efektivitas upaya pemerintahan Xi Jinping dalam menanggulangi kemerosotan perekonomian China yang telah lama dikhawatirkan.

Sentimen yang berkembang secara keseluruhan akhirnya jauh dari bersahabat, dan tekanan jual cukup agresif mendominasi jalannya sesi perdagangan di Asia dalam memungkasi pekan pertama bulan ini, Jumat 7 Maret 2025. Kinerja merah Indeks secara seragam dan konsisten menjadi tak terhindarkan. Bahkan hingga sesi perdagangan berakhir, nyaris seluruh indeks di Asia jatuh dalam. kurang pelemahan.

Indeks Nikkei (Jepang) tersungkur curam 2,17 persen setelah menutup di 36.887,17 sementara indeks ASX200 (Australia) terjungkal 1,81 persen di 7.948,2 dan indeks KOSPI (Korea Selatan) terpangkas 0,49 persen di 2.563,48.

Namun situasi agak janggal yang menghibur justru terjadi di bursa saham Indonesia. Kinerja IHSG yang sempat mengawali sesi perdagangan pagi dengan menginjak zona merah, mampu beralih positif dengan lumayan meyakinkan. Pantauan juga memperlihatkan IHSG yang kembali konsisten menjejak zona positif di sepanjang sesi perdagangan sore meski cenderung terkoreksi.

IHSG kemudian menutup sesi dengan naik moderat 0,27 persen di 6.636,0 atau sekaligus mampu bertahan di atas level psikologis nya di kisaran 6.600. Sekalipun lonjakan yang dicetak masih jauh dari fantastis, kinerja positif di tengah remuknya bursa Asia terkesan cukup mencolok. Kinerja IHSG yang moncer kali ini terkesan kurang mendapatkan sokongan yang meyakinkan dari kinerja saham unggulan. Pantauan menunjukkan, kinerja saham unggulan yang hanya bergerak bervariasi dalam sesi kali ini.

Sejumlah saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan masih mampu menutup di zona positif, seperti: TLKM, ASII, UNVR, ICBP, SMGR, ITMG serta INTP. Namun sejumlah saham unggulan lain kembali tersaruk di zona merah, seperti: BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, ADRO, UNTR, BBTN, JPFA dan INDF.

Kinerja saham unggulan yang bervariasi dan cukup berimbang mencerminkan sikap ragu pelaku pasar yang sulit ditepis. Laporan dari jalannya sesi perdagangan juga memperlihatkan, pelaku pasar yang selain memberikan porsi perhatian pada sentimen eksternal juga mendapatkan dua sajian sentimen domestik.

Sentimen domestik pertama datang dari rilis cadangan devisa untuk periode Februari lalu yang dilaporkan turun dengan berada di kisaran $154,5 miliar. Sentimen berikutnya datang dari Istana, di mana Presiden Prabowo Subianto dilaporkan melakukan pertemuan dengan delapan pengusaha tertajir di Indonesia di Istana Kepresidenan.

Laporan lebih jauh menyebutkan, delapan pengusaha kakap yang bertemu dengan Prabowo terdiri dari Sugianto Kusuma, Anthoni Salim, Prajogo Pangestu, Tomy Winata, Dato Sri Taher, Boy Thohir, James Riyadi dan Franky Wijaya. Laporan juga menyebutkan, pertemuan itu membahas banyak hal termasuk di dalamnya menyangkut Danantara.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya