Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Harga Minyak Melonjak, Sanksi AS ke Iran Picu Gejolak Pasar Global

SABTU, 08 FEBRUARI 2025 | 11:01 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga minyak mengalami kenaikan setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi baru terhadap ekspor minyak mentah Iran.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup pada 74,66 Dolar AS per barel, pada perdagangan Jumat, 7 Februari 2025, atau Sabtu pagi WIB.

Angka itu naik 37 sen atau 0,5 persen meskipun diperkirakan akan turun lebih dari 2 persen sepanjang minggu ini. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada 71,00 Dolar AS per barel, naik 39 sen atau 0,55 persen.

Sanksi terbaru dari Departemen Keuangan AS menargetkan individu dan kapal tanker yang terlibat dalam pengiriman jutaan barel minyak mentah Iran ke China. Langkah ini merupakan bagian dari upaya AS untuk meningkatkan tekanan pada Teheran dan mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.

Namun, laporan mengenai tarif yang direncanakan oleh pemerintahan Trump membatasi kenaikan harga minyak.

John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, menyatakan bahwa pasar sedang mencoba memahami dampak dari sanksi dan potensi tarif tersebut.

"Kami hanya berusaha mengatasi sanksi/non-sanksi, pembicaraan tarif dari Gedung Putih," ujarnya.

Para pedagang juga memantau pernyataan Presiden Trump untuk mengetahui kemungkinan perubahan kebijakan AS yang dapat mempengaruhi pasar dengan cepat.

Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, mengatakan bahwa Trump memiliki peran signifikan dalam pergerakan pasar minyak.

"Trump memberi dan Trump mengambil," kata Flynn.

Michael Haigh, kepala riset komoditas global di Societe Generale, menambahkan bahwa penerapan tarif dan jeda seharusnya menguntungkan pasar minyak karena menambah ketidakpastian.

Namun, katanya, kekhawatiran terhadap permintaan tetap ada, karena tarif dan respons balasan dari negara-negara dapat merugikan pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak.

Sebelumnya, Trump telah mengumumkan tarif 10 persen pada impor dari China sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan neraca perdagangan AS, tetapi menangguhkan rencana untuk mengenakan tarif lebih tinggi pada Meksiko dan Kanada.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata Punya Harta Rp38 Miliar

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:26

Harga Minyak Melonjak, Sanksi AS ke Iran Picu Gejolak Pasar Global

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:01

Ditetapkan Jadi Tersangka, Ini Peran Dirjen Kemenkeu Isa di Kasus Korupsi Jiwasraya

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:44

Hujan Deras Sabtu Dini Hari, 16 RT dan 4 Ruas Jalan di Jakbar Terendam Banjir

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:20

Harga Emas Antam Dibanderol Rp1,66 Juta per Gram Hari Ini

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:11

Rocky Gerung: Bahlil Bersalah Membuat Dua Orang Meninggal Dunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:51

PHK Massal Dimulai Senin, Ribuan Karyawan Meta Bakal Terima Paket Pesangon

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:38

Partai Golkar Hari Ini Gelar Rakernas, Dibuka Bahlil

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:36

Permintaan Aset Safe-Haven Meningkat, Harga Emas Terdongkrak

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:28

Bahlil Kalkulasi Subsidi LPG 3 Kg Tak Tepat Sasaran hingga Rp 26 Triliun

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:17

Selengkapnya