Manajemen BSI menyampaikan paparan pertumbuhan kinerja Perseroan/Net
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menjaga momentum pertumbuhan kinerja positif dan berkelanjutan pada akhir 2024, dengan mencetak laba bersih mencapai Rp7,01 triliun, tumbuh 22,83 persen secara tahunan (yoy).
BS juga mencatat, semua indikator keuangan lain tumbuh dobel digit mulai dari Dana Pihak Ketiga (DPK), pembiayaan, dan aset Perseroan.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan tahun 2024 merupakan periode menantang di mana kondisi ekonomi global masih diliputi ketidakpastian, dengan likuiditas yang ketat dan persaingan pasar yang tinggi.
“Alhamdulillah, kinerja yang dicapai menggembirakan bahkan melebihi ekspektasi di tengah ketidakpastian ekonomi global," ujar Hery, dalam pernyataannya yang dikutip Jumat 7 Februari 2025.
Dengan pertumbuhan laba bersih tersebut, BSI menjadi salah satu di jajaran Top 10 Bank yang mencatatkan pertumbuhan kinerja tertinggi. Pencapaian laba yang tinggi tidak terlepas dari pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) yang tepat serta pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang tepat dan sustain.
BSI mencatat pertumbuhan DPK sebesar 11,46 persen menjadi Rp327,45 triliun. Pencapaian ini ditopang oleh dana murah (CASA) yang mencapai rasio 60,12 persen dari total DPK.
Tahun lalu, BSI berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee-based income/FBI) sebesar Rp5,51 triliun, tumbuh signifikan sebesar 32,58 persen yoy. Fee-based ratio (FBR) perseroan mencapai 17,95%, lebih baik dari periode sebelumnya.
BSI juga turut berkontribusi melakukan green activity, di antaranya menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp66,50 triliun pada 2024, naik dari Rp57,7 triliun pada 2023.
Portofolio pembiayaan berkelanjutan BSI ditopang oleh pembiayaan sosial yang mencapai Rp52,40 triliun dan pembiayaan sumber daya alam yang berkelanjutan (green financing) Rp14,20 triliun. BSI juga berhasil menerbitkan sustainability sukuk tahap I senilai Rp3 triliun.
"Berbagai langkah implementasi BSI dalam menunjukkan komitmen net zero emission (nol emisi) tersebut menempatkan BSI pada peringkat 4 skor ESG di tingkat global. BSI juga mendukung low carbon economy (ekonomi karbon rendah) pada setiap operasional dan bisnis dan perusahaan," kata Hery.
Komitmen BSI dalam aktivitas di sektor hijau juga ditunjukkan dengan pemakaian kendaraan operasional ramah lingkungan, membangun gedung ramah lingkungan, termasuk pengelolaan air limbah serta pencahayaan yang hemat energi.