Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Thailand Putus Aliran Listrik ke Myanmar, Buntut Lonjakan Kasus Online Scam

KAMIS, 06 FEBRUARI 2025 | 11:54 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Pemerintah Thailand telah menghentikan pasokan listrik ke beberapa kota di Myanmar yang dikenal sebagai pusat operasi sindikat penipuan daring atau online scam..

Keputusan ini diambil setelah meningkatnya tekanan publik untuk menindak jaringan kriminal yang telah merugikan banyak korban di Asia Tenggara dan wilayah lain.  

Wilayah perbatasan Myanmar, termasuk Myawaddy dan Tachilek, telah lama menjadi tempat beroperasinya sindikat kejahatan yang memanfaatkan tenaga kerja paksa untuk menjalankan skema penipuan daring. 


Para korban sering kali ditipu dengan tawaran pekerjaan palsu dan kemudian dipaksa bekerja dalam kondisi seperti perbudakan, mengoperasikan penipuan investasi, perjudian ilegal, dan skema asmara palsu.  

Dewan Keamanan Nasional Thailand dan badan pemerintah sepakat untuk memutus pasokan listrik, internet, dan gas ke lima kota di Myanmar yang berbatasan dengan Thailand utara. 

Langkah ini diambil dengan alasan keamanan nasional serta besarnya kerugian yang diderita negara akibat operasi penipuan tersebut.  

Menteri Dalam Negeri Thailand, Anutin Charnvirakul mengungkapkan bahwa nilai penjualan listrik ke daerah-daerah ini mencapai sekitar 600 juta baht per tahun.

Namun, ia menegaskan bahwa keamanan nasional lebih penting dibandingkan keuntungan ekonomi.  

"Hari ini pemerintah mengatakan kami harus berhenti karena Anda memasok listrik kami kepada mereka yang menyebabkan kerusakan pada negara kami," kata Anutin di kantor pusat Otoritas Listrik Provinsi di Bangkok, seperti dikutip dari Reuters pada Kamis, 6 Februari 2025.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Phumtham Wechayachai mengungkapkan bahwa penipuan daring ini telah menyebabkan kerugian sekitar 80 juta baht per hari bagi Thailand.  
Keputusan ini juga diambil setelah kunjungan pejabat tinggi Tiongkok ke Thailand pekan lalu. 

Wakil Menteri Keamanan Publik Tiongkok, Liu Zhongyi bertemu dengan Kepolisian Kerajaan Thailand untuk membahas kerja sama dalam menindak jaringan penipuan. 

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas upaya penyelamatan korban, penegakan hukum, serta pemutusan utilitas ke daerah-daerah yang digunakan oleh sindikat penipuan.  

Tekanan dari Tiongkok semakin meningkat setelah insiden hilangnya seorang aktor Tiongkok di Thailand. Aktor tersebut kemudian ditemukan di dekat perbatasan Myanmar, di mana ia diduga telah diperdagangkan untuk bekerja dalam operasi penipuan.  

Myanmar, Kamboja, dan Laos selama ini dikenal sebagai pusat operasi penipuan daring, sementara Thailand sering menjadi jalur transit bagi korban yang direkrut secara paksa. 

Beijing telah mendesak pemerintah militer Myanmar untuk menindak jaringan ini, tetapi banyak pusat operasi penipuan berada di wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak etnis, yang sering kali berada di luar jangkauan hukum pemerintah.  

Sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi masalah ini, bulan lalu Kabinet Thailand menyetujui undang-undang baru yang mengatur tanggung jawab bank dan penyedia telekomunikasi terhadap kerugian korban penipuan.

Undang-undang ini juga memungkinkan kompensasi kepada korban tanpa harus menunggu keputusan pengadilan.  

Namun, efektivitas pemutusan listrik ini masih dipertanyakan. Pada tahun 2023, Thailand sempat memutus pasokan listrik ke Shwe Kokko dan Lay Kay Kaw di Myawaddy setelah kontrak dengan Myanmar berakhir.

Namun, warga di kota perbatasan Mae Sot, Thailand, melaporkan bahwa bisnis di wilayah terdampak tetap beroperasi seperti biasa.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya