Berita

Andi Salman Maggalatung

Politik

Kerukunan Umat Beragama Jadi Kekayaan Besar Bangsa dan Negara Indonesia

KAMIS, 06 FEBRUARI 2025 | 09:29 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kementerian Agama menekankan bahwa keragaman dan kemajemukan serta kerukunan umat beragama menjadi kekayaan besar bangsa dan negara Indonesia.

Tenaga Ahli Menteri Agama Bidang Hukum, HAM, dan Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama, Andi Salman Maggalatung, menjelaskan Indonesia adalah salah satu negara terbesar dunia yang secara kultural dan natural ditakdirkan Tuhan Yang Maha Esa sebagai negara yang plural atau negara yang majemuk dan beragam dalam dari berbagai aspek mulai dari suku, bahasa, agama, budaya, adat istiadat, dan bahkan warna kulit.

"Keragaman dan kemajukan ini adalah merupakan kekayaan dan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa-Allah SWT yang patut kita syukuri, patut kita jaga dan patut kita rawat sebaik mungkin. Sebab kalau kita keliru, atau salah merawat dan menjaganya, maka kekayaan dan anugrah tadi akan bisa berubah menjadi musibah dan bencana bagi kita semua dan bagi bangsa ini. Kerukunan umat beragama juga sebagai sebuah kekayaan besar bagi bangsa dan negara ini yang perlu kita rawat dan jaga bersama," tegas Andi Salman dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 5 Februari 2024.

Pernyataan serupa telah ditegaskan pula oleh pemikir progresif dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bergelar profesor itu saat menjadi pembicara kunci dalam seminar internasional bertajuk “Indonesia as the World Destination for Religious Harmony; Strategies and Effort” yang berlangsung secara daring dan diselenggarakan oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama, Jumat, 24 Januari 2025.

Narasumber lain dalam seminar internasional itu adalah senior lecturer dan researcher University of Adélaïde South Australia Rudolf Wirawan, Ph.D., dan Ketua PKUB Kementerian Agama M. Adib Abdussomad, M.Ed., Ph.D. yang bertindak sebagai moderator.

Prof Andi Salman melanjutkan, saat ini dunia yang terus berkembang dan penuh tantangan tetapi Indonesia tetap dan terus berdiri sebagai negera yang kaya akan keberagaman. Apalagi, Indonesia memiliki lebih 1.300 suku bangsa dan ratusan bahasa daerah. Bagi Salman, Indonesia telah membuktikan bahwa perbedaan dalam keberagamaan mampu menjadi harmoni yang menjadi sumber kekuatan terbesar bangsa dan negara ini. 

"Harmoni tersebut bukan sekadar keadaan yang kita nikmati, tetapi juga merupakan fondasi untuk kontribusi yang lebih besar di tingkat global. Indonesia, dikenal sebagai bangsa yang dikenal dengan toleransi dan kebijaksanaan sosial yang tinggi, memiliki peluang besar untuk menjadi pelopor, rujukan, model harmoni dunia," ujar Salman.

Dia menuturkan, PKUB Kementerian Agama perlu senantiasa tampil terdepan untuk selalu menghidupkan, mengkampanyekan, dan menyosialisasikan betapa penting dan perlunya menjaga kerukunan umat beragama sebagai sebuah kekayaan besar bagi bangsa dan negara Indonesia.

"PKUB sebagai penjaga dan pendorong kerukunan di Indonesia, memiliki peran strategis dalam menciptakan harmoni. Bukan hanya untuk kepentingan nasional, tetapi juga untuk menginspirasi dunia," katanya.

Selain itu, Salman pun menekankan agar PKUB harus terus berkontribusi dalam membangun fondasi tersebut serta menjadikan Indonesia sebagai sinar dan cahaya harapan dan inspirasi bagi dunia yang lebih damai dan seimbang. Menurutnya, sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa indeks kerukunan yang kita rawat bersama terus mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. 

"Namun, kita tidak boleh mengabaikan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama intoleransi, radikalisme, hingga terorisme. Maka dari itu, PKUB harus waspada dan proaktif dalam mengampanyekan toleransi serta moderasi beragama. Dengan demikian, kita mampu mencegah paham-paham tersebut," tuturnya.

Lebih lanjut Salman berujar, dengan mendorong komunikasi yang terbuka dan penuh rasa hormat, maka tercipta ruang untuk saling belajar dan memahami. Dengan demikian, kata dia harmoni sosial dapat terwujud dan keberagaman tetap menjadi kekuatan yang mempersatukan. Bagi Kementerian Agama RI, Indonesia telah melalui berbagai transformasi dalam merawat keragaman, meskipun pernah menghadapi tantangan berat dalam menyelesaikan konflik antara agama dan antar suku, seperti yang pernah terjadi di Ambon, Poso, dan Sampit. 

"Namun berkat semangat persatuan dan kesatuan, bangsa ini  berhasil melewati masa-masa kritis tersebut. Tidak hanya mampu bangkit kembali, Indonesia juga berhasil membangun harmoni dan memperkuat perdamaian," ungkap Salman.

Dia menjelaskan, perjalanan tersebut menjadi bukti nyata bahwa dengan kolaborasi, toleransi, dan komitmen untuk bersatu maka keragaman dapat dijaga sebagai kekuatan pemersatu bangsa. Sebagai bukti nyata keberhasilan tersebut, Indonesia pun berhasil menciptakan Perjanjian Malino, dan Gong Perdamaian di Ambon. Selain itu tutur Salman, bangsa dan negara ini juga menyaksikan terwujudnya Lorong Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral di Jakarta sebagai simbol harmoni antar-umat beragama.

"Hal ini semua menjadi bukti nyata bahwa Indonesia layak menjadi contoh dan pioner dalam membangun harmoni dan toleransi bagi dunia," demikian Salman menutup pernyataannya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Kerukunan Umat Beragama Jadi Kekayaan Besar Bangsa dan Negara Indonesia

Kamis, 06 Februari 2025 | 09:29

Membongkar Label ''Proto-Teroris''

Kamis, 06 Februari 2025 | 09:24

Australia Larang DeepSeek: Manuver Geopolitik atau Ancaman Keamanan?

Kamis, 06 Februari 2025 | 09:19

Perang Dagang Picu Kekhawatiran, Harga Emas Dunia Terdongkrak Lagi

Kamis, 06 Februari 2025 | 09:14

Pertimbangkan WFA Jelang Lebaran, Begini Penjelasan AHY

Kamis, 06 Februari 2025 | 08:56

Perang Dagang AS-Tiongkok Memanas, Harga Minyak Anjlok

Kamis, 06 Februari 2025 | 08:55

Jasa Raharja Beri Santunan ke Korban Kecelakaan Maut di Gerbang Tol Ciawi

Kamis, 06 Februari 2025 | 08:38

Usai Panen Raya, Bansos Beras Kembali Disalurkan

Kamis, 06 Februari 2025 | 08:31

Parah! Peserta Pesta Gay di Jaksel Sudah Ada yang Berkeluarga

Kamis, 06 Februari 2025 | 08:21

Didepak Newcastle di Piala Liga Inggris, Arsenal Lanjutkan Puasa Gelar 32 Tahun

Kamis, 06 Februari 2025 | 08:15

Selengkapnya