Berita

Ilustrasi (AI/AT)

Publika

Teleportasi Kuantum Isra Mi’raj

SENIN, 27 JANUARI 2025 | 13:34 WIB | OLEH: AHMADIE THAHA

ADA satu pertanyaan besar yang sering muncul ketika membahas Isra' Mi’raj Nabi Muhammad Saw: bagaimana mungkin perjalanan sejauh itu, dari Makkah ke Sidratul Muntaha, terjadi dalam waktu singkat, bahkan sebelum tempat tidur Nabi sempat dingin? 

Jawaban klasiknya, tentu saja, "itu mukjizat." Tetapi dalam era internet kuantum dan teleportasi foton, dua temuan hasil riset terbaru tim ilmuwan di Amerika Serikat dan Jerman, apakah kita bisa lebih reflektif, bahkan sedikit imajinatif, dalam menelusuri kemungkinan ilmiah di balik mukjizat ini?

Perjalanan Isra Mi’raj sering digambarkan melampaui batas-batas fisika. Dalam peristiwa ini, Rasulullah Saw tidak hanya melakukan perjalanan fisik, tetapi juga menembus dimensi spiritual, menjejakkan kaki di Masjidil Al-Aqsha, naik ke langit, sampai Sidtarul Muntaha, hingga berkomunikasi langsung dengan Allah Sang Pencipta. 

Semua ini dilakukan tanpa gangguan lalu lintas atau delay, yang, jika dibandingkan, membuat teleportasi kuantum 30 kilometer kabel optik hasil riset baru-baru ini oleh tim Prem Kumar di AS tampak seperti pencapaian secuil kuku saja. Mungkin juga, jika Albert Einstein tahu soal ini, ia akan menambahkan "persamaan mukjizat" dalam teorinya.

Quantum Teleportation, menurut para ilmuwan di Northwestern University, Illinois, AS, adalah proses mentransfer informasi kuantum dari satu tempat ke tempat lain tanpa memindahkan partikel fisik. Dalam istilah awam, ini seperti memindahkan "jiwa" sebuah objek ke tempat lain, sementara "raga"-nya dihancurkan. 

Ini boleh jadi sangat mirip dengan bagaimana Isra Mi’raj sering diceritakan: tubuh Rasulullah tetap utuh yang, bersama "dimensi lain" dirinya, menjelajah melintasi alam semesta. Bedanya, teleportasi kuantum masih terbatas pada foton dan belum bisa membawa manusia, apalagi seekor Buraq yang kecepatannya membuat roket NASA terlihat lambat.

Namun, mari kita berandai-andai: jika teknologi ini dikembangkan lebih jauh, mungkinkah manusia suatu hari nanti mampu meniru perjalanan Nabi, bukan dalam dimensi spiritual, tetapi dalam kecepatan dan efisiensi? Atau apakah manusia hanya akan terjebak dalam usaha menjelaskan mukjizat menggunakan kalkulator dan fiber optik?

Ada lagi temuan Quantum Internet, hasil penelitian tim di Leibniz University Hannover di Jerman. Jika Isra Mi’raj adalah demonstrasi kecepatan spiritual, maka quantum internet adalah upaya manusia untuk meniru kecepatan itu dalam dunia fisik. Sebuah upaya tak kenal lelah dari manusia untuk mencapai keunggulannya.

Bayangkan sebuah jaringan di mana informasi melesat tanpa bisa diretas, seperti foton kuantum yang "hilang" begitu disentuh oleh pihak tak berwenang. Ini terdengar seperti mukjizat modern, tetapi dengan satu catatan: meskipun datanya aman, apakah manusia siap untuk menerima konsekuensi dari teknologi yang lebih cepat dari pemahaman mereka?

Analoginya bisa dibuat seperti salat lima waktu yang awalnya diperintahkan 50 kali sehari oleh Allah Swt. Kita membutuhkan Nabi Musa modern —mungkin dalam bentuk ilmuwan skeptis— untuk mengingatkan bahwa terlalu banyak teknologi yang tidak dipahami hanya akan membuat kepala kita meledak, atau setidaknya memecahkan server.

Isra Mi’raj adalah bukti kebesaran Allah, sedangkan quantum teleportation adalah bukti kebesaran akal manusia yang masih sangat terbatas. Namun, setidaknya keduanya mengajarkan pelajaran yang sama: keterbatasan kita dalam memahami alam semesta. 

Jika mukjizat mengajarkan iman, maka ilmu pengetahuan mengajarkan kerendahan hati. Kita mungkin tidak pernah bisa mereplikasi perjalanan Nabi, tetapi setidaknya kita belajar untuk terus bertanya, mencari, dan mengagumi kebesaran Sang Pencipta melalui karya-Nya.

Jadi, lain kali Anda mendengar istilah quantum teleportation atau quantum internet, ingatlah bahwa ini hanyalah langkah kecil dalam memahami apa yang telah Allah tunjukkan ribuan tahun lalu. Nabi Muhammad Saw telah melakukan quantum teleportation maupun quantum internet dalam skala yang tak terbayangkan manusia.

Dan siapa tahu, mungkin suatu hari nanti, meskipun kemungkinan ini masih tak terbayangkan oleh akal manusia biasa, perjalanan seperti Isra Mi’raj bisa menjadi kenyataan teknologi. Hanya dalam arti teknologis. Namun, tentu saja, dengan foton yang lebih patuh dan kabel optik yang tidak macet.


*Penulis adalah Pemerhati Kebangsaan, Pengasuh Pondok Pesantren Tadabbur Al-Qur'an



Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya