Berita

Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Narendra Modi dalam pertemuan di arena Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, 18 November 2024./BPMI

Publika

India-Indonesia: Warisan Persahabatan dan Masa Depan Kolaborasi

OLEH: TARAH NGUYEN*
SABTU, 25 JANUARI 2025 | 01:33 WIB

PERDAGANGAN India dan Indonesia telah melonjak signifikan, tumbuh dari  19 miliar dolar AS pada tahun 2020 menjadi sekitar 29 miliar dolar AS pada tahun 2024. Ekspansi yang cepat ini diproyeksikan akan terus berlanjut, dengan perdagangan bilateral diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2030, yang mencerminkan hubungan ekonomi yang lebih kuat dan meningkatnya kolaborasi antara kedua negara.

India dan Indonesia memiliki sejarah panjang hubungan budaya, ekonomi, dan politik. Hubungan yang langgeng ini telah dibentuk oleh tradisi bersama, rute perdagangan historis, dan aspirasi politik bersama. Kedua negara telah berkembang bersama sebagai sekutu alami di lanskap geopolitik Asia Tenggara dan global.

Hinduisme dan Buddha, yang berasal dari India, menyebar ke Indonesia pada abad pertama, dengan Jawa menjadi pusat pengaruh Buddha. Epos India seperti Ramayana dan Mahabharata terus memengaruhi seni dan tari Indonesia. Festival seperti Bali Yatra merayakan hubungan maritim antara kedua negara. Kedua negara mengalami kolonialisme Eropa, dengan India di bawah kekuasaan Inggris dan india di bawah kekuasaan Belanda. Pasca kemerdekaan, India dan Indonesia memiliki kesamaan politik, memprioritaskan kedaulatan, kemandirian ekonomi, dan kebijakan luar negeri yang independen, serta memperkuat hubungan diplomatik mereka.

Di era modern, hubungan antara India dan Indonesia telah menguat secara signifikan di bidang perdagangan dan investasi. Indonesia telah menjadi mitra dagang terbesar kedua India di kawasan ASEAN, setelah Singapura. Pada tahun fiskal 2023-24, perdagangan bilateral antara kedua negara mencapai 29,4 miliar dolar AS, dengan India mengekspor barang senilai 6 miliar dolar AS dan mengimpor produk senilai 23,4 miliar dolar AS.

Ekspor India ke Indonesia terutama meliputi produk minyak bumi olahan, kendaraan komersial, peralatan telekomunikasi, komoditas pertanian, daging sapi, produk baja, dan plastik. Di sisi lain, India mengimpor batu bara, minyak sawit mentah, mineral, karet, pulp, kertas, dan hidrokarbon dari india. Sumber daya alam Indonesia yang kaya, terutama batu bara dan minyak sawit, menjadikannya pemasok penting bagi sektor energi dan industri India yang sedang berkembang.

Dalam hal potensi perdagangan di masa mendatang, terdapat ruang yang signifikan untuk pertumbuhan di sektor-sektor seperti farmasi, komponen otomotif, mobil, produk rekayasa, teknologi informasi (TI), bioteknologi, dan perawatan kesehatan. India, dengan sektor farmasi dan TI yang maju, siap untuk memperluas penawaran ekspornya ke Indonesia, sementara permintaan Indonesia yang meningkat akan keahlian dan produk India di sektor-sektor ini menghadirkan peluang untuk saling menguntungkan.

Peran India dalam Pertumbuhan Indonesia

Investasi India di Indonesia mencakup berbagai sektor, termasuk infrastruktur, tenaga listrik, tekstil, baja, otomotif, pertambangan, perbankan, dan barang konsumsi. Konglomerat India terkemuka seperti Tata Power, Reliance, Adani, L&T, GMR, dan Mahindra telah membangun kehadiran yang kuat di Indonesia, melalui anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki atau usaha patungan. Perusahaan-perusahaan India seperti Tata Motors, Bajaj, Royal Enfield, dan TVS sangat menonjol di sektor otomotif Indonesia, sementara perusahaan-perusahaan seperti Wipro, TCS, dan Tech Mahindra memperluas jejak mereka di sektor teknologi informasi dan layanan.

Berdasarkan data terbaru, investasi India di Indonesia dari tahun 2000 hingga 2022 berjumlah 1,219 miliar dolar AS, dengan peningkatan signifikan pada tahun 2022, di mana perusahaan-perusahaan India berinvestasi sekitar 127,54 juta dolar AS dalam 1.166 proyek.

Meningkatnya kehadiran investasi India di Indonesia mencerminkan keinginan bersama kedua negara untuk memperdalam kerja sama ekonomi. Bisnis-bisnis India tertarik dengan lokasi strategis india, pasar konsumennya yang besar, dan sumber daya alamnya yang kaya. Pada gilirannya, Indonesia mendapatkan keuntungan dari keahlian India di berbagai sektor seperti TI, infrastruktur, dan manufaktur, yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi jangka panjangnya.

India dan Indonesia telah mengembangkan kemitraan strategis yang komprehensif selama bertahun-tahun, yang didukung oleh kepentingan bersama dalam stabilitas regional dan global. Dalam beberapa tahun terakhir, interaksi tingkat tinggi antara kedua negara telah meningkat. Momen penting dalam hubungan ini terjadi ketika Perdana Menteri India Narendra Modi bertemu dengan Presiden Indonesia yang baru terpilih, Prabowo Subianto, selama KTT G20 2024 di Brasil. Kedua pemimpin menegaskan kembali komitmen mereka untuk memperkuat hubungan bilateral, khususnya di berbagai bidang seperti perdagangan dan investasi, pertahanan dan keamanan, konektivitas, pariwisata, kesehatan, dan pertukaran antarmasyarakat.

Baik India maupun Indonesia merayakan 75 tahun hubungan diplomatik pada tahun 2023, dan berbagai upaya telah dilakukan untuk memperingati tonggak sejarah ini dengan cara yang sesuai dengan signifikansi kemitraan mereka. Serangkaian acara kolaboratif telah diadakan di kedua negara, yang menggarisbawahi persahabatan abadi antara kedua negara.

Partisipasi aktif India dalam forum multilateral semakin memperkuat kemitraan bilateral ini. Pada KTT ASEAN-India ke-20 di Jakarta, Indonesia, pada tahun 2023, Perdana Menteri Modi menekankan sentralitas ASEAN di kawasan Indo-Pasifik dan menguraikan 12 poin proposal India untuk meningkatkan kerja sama dengan ASEAN.

Proposal ini difokuskan pada bidang-bidang seperti konektivitas, transformasi digital, perdagangan dan keterlibatan ekonomi, serta mengatasi tantangan kontemporer seperti terorisme, perubahan iklim, dan ketahanan bencana. Komitmen India terhadap perdamaian dan stabilitas regional juga ditekankan selama KTT Asia Timur ke-18 yang diadakan di Jakarta, di mana dedikasi India terhadap tatanan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, dan berbasis aturan ditegaskan kembali.

Hubungan Antarmasyarakat dan Pertukaran Budaya

Hubungan antarmasyarakat antara India dan india telah lama menjadi ciri khas hubungan bilateral mereka. Diplomasi budaya, pertukaran pendidikan, dan pariwisata telah memainkan peran penting dalam menjembatani kesenjangan antara kedua negara. Siswa dari kedua negara telah berpartisipasi dalam program pendidikan dan beasiswa, sementara delegasi dan pertunjukan budaya telah menumbuhkan saling pengertian dan rasa hormat.

Selain itu, pariwisata telah menjadi aspek yang semakin penting dari hubungan India-Indonesia, dengan kedua negara berusaha untuk menarik wisatawan dari populasi masing-masing. Bali, salah satu tujuan wisata paling populer di Indonesia, dikunjungi oleh sejumlah besar wisatawan India setiap tahunnya, sementara negara bagian India seperti Kerala dan Goa menarik banyak orang Indonesia. Arus orang ini telah berkontribusi pada penguatan hubungan di tingkat akar rumput.

Sebagai kesimpulan, hubungan bilateral India dan Indonesia merupakan cerminan dari dua peradaban kuno yang bersatu untuk menjalin kemitraan demi masa depan. Dengan sejarah pertukaran budaya yang kaya dan kepentingan geopolitik yang sama, hubungan antara India dan Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk terus tumbuh di abad ke-21. Kerja sama ekonomi, investasi, pertahanan, dan keterlibatan multilateral akan menjadi pilar utama kemitraan ini karena kedua negara berupaya menghadapi tantangan dan peluang dunia yang berubah dengan cepat.

Dengan komitmen untuk meningkatkan keamanan regional, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan memperluas pertukaran antarmasyarakat, India dan Indonesia berdiri sebagai mitra penting di kawasan Indo-Pasifik. Karena kedua negara terus membangun warisan bersama dan kepentingan bersama, hubungan bilateral mereka akan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan kawasan Asia.

Artikel ini dimuat pertama kali di Vietnam Times

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya