Kepala BPMA, Nasri Jalal bersama Dirut PGN, Arief Setiawan Handoko, dalam pertemuan di Jakarta, Selasa, 21 Januari 2025/Ist
Kepala Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA), Nasri Jalal, menggelar pertemuan dengan Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN), Arief Setiawan Handoko, di Jakarta, Selasa, 21 Januari 2025.
Pertemuan ini membahas sejumlah hal terkait pengelolaan dan komersialisasi minyak dan gas (Migas) di Aceh.
"Kami membahas banyak hal terkait tindak lanjut pertemuan Gubernur Aceh terpilih, Mualem (Muzakir Manaf) di Jakarta, Selasa, 24 Desember 2024 yang lalu, terkait komersialisasi Migas di Aceh," ujar Nasri Jalal dikutip
Kantor Berita RMOLAceh.
Pertemuan tersebut diinisiasi mantan Komisaris PT Perta Arun Gas (PAG), Chowadja Sanova yang selama ini mendampingi Mualem dalam mengembangkan investasi pengelolaan Migas Aceh, baik di sektor hulu maupun hilir.
Nasri mengapresiasi peran PAG dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Aceh dalam mendukung pemerintah Aceh mengelola sektor Migas untuk pembangunan berkelanjutan.
Ia menegaskan pentingnya kerja sama yang erat untuk menarik lebih banyak investasi ke Aceh, sekaligus menjadikan provinsi ini ramah terhadap investor.
“Kami siap bekerja sama dan mendukung investasi serta komersialisasi di Aceh. Kami sangat yakin Mualem akan memberikan rasa aman dan kepastian hukum bagi para investor,” jelasnya.
Selain itu, Nasri menyampaikan dukungannya terhadap rencana produksi hidrokarbon dari Blok Andaman oleh KKKS Mubadala Energy.
“Kami sangat senang Mubadala Energy akan segera memproduksi hidrokarbon dari Blok Andaman. Kami mendukung penuh investasi mereka,” ungkap dia.
Nasri juga mengungkapkan rencananya untuk segera berkoordinasi dengan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) guna mempercepat realisasi kerja sama dan investasi di Aceh.
Sebelumnya, Mualem dalam pertemuannya dengan PGN mengungkapkan harapan agar perusahaan tersebut dapat bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Aceh (BUMA), termasuk dalam implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk mendukung pembangunan di Aceh.
Mualem juga berharap pengembangan sektor Migas dapat memberikan dampak signifikan pada penyerapan tenaga kerja lokal, meningkatkan pendapatan asli daerah, dan menggerakkan roda perekonomian Aceh serta Indonesia secara umum.
Sebagai informasi, KKKS Mubadala Energy baru-baru ini mengumumkan penemuan cadangan gas signifikan di sumur eksplorasi Layaran-1 di Wilayah Kerja South Andaman, sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara. Temuan ini memiliki potensi lebih dari 6 triliun kaki kubik (TCF) gas, menandai perkembangan penting di sektor energi Asia Tenggara.