Berita

Ilustrasi/RMOL

Nusantara

Penggunaan Pagar Bambu Buat Mitigasi Tsunami Kurang Efektif

SELASA, 14 JANUARI 2025 | 13:14 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Terkait isu pagar laut di Tangerang, MITI (Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia) menilai bahwa penggunaan bambu dengan teknik sederhana untuk menahan abrasi, apalagi untuk menahan gelombang tsunami secara ekonomis dan berkelanjutan sungguh tidak meyakinkan.  

Sebelum diimplementasikan pada skala luas, secara teknis perlu dilakukan uji laboratorium untuk membuktikan efektivitasnya.
 
Pembina MITI Mulyanto menyebut berdasarkan hasil diskusi terbatas ilmuwan dan pakar MITI dari BPPT dan BRIN beberapa waktu lalu disimpulkan bahwa untuk menahan abrasi pantai, penggunaan bambu memang dimungkinkan. 


Namun perlu perlakuan khusus mengingat sifat bambu yang memiliki umur pakai terbatas, terutama jika tidak diawetkan. Pemeliharaan rutin diperlukan untuk mengganti batang bambu yang lapuk atau rusak.
 
"Pada kondisi gelombang besar, seperti tsunami dengan energi tinggi, pagar bambu tidak efektif, paling-paling hanya mampu untuk mengurangi sebagian kecil energi gelombang laut dan bukan sebagai solusi tunggal," kata Mulyanto dalam keterangannya, Selasa, 14 Januari 2025. 
 
Ia menambahkan kekuatan struktur pagar bambu di laut dipengaruhi oleh kualitas bahan, metode pemasangan, desain struktur, dan kondisi lingkungan sekitar. 

“Ketika semua faktor ini dipertimbangkan dengan baik, pagar bambu mungkin dapat menjadi solusi yang efektif, ekonomis dan berkelanjutan untuk mitigasi abrasi pada kekuatan gelombang tertentu, terutama jika dipadukan dengan pendekatan ekosistem lainnya,” jelas Mulyanto.
 
Lanjut dia, kombinasi pagar bambu dengan vegetasi pantai seperti mangrove atau cemara laut dapat meningkatkan efektivitas mitigasi karena akar-akar vegetasi memberikan stabilitas tambahan pada substrat.
 
Mulyanto menilai dalam kasus pemasangan pagar bambu di pantai utara Laut Jawa terjadi hal yang kontradiktif. 

“Di satu sisi dipasang pagar laut sederhana, yang katanya untuk menahan tsunami dan abrasi pantai sepanjang lebih dari 30 kilometer, sementara di Pulau Cangkir dan Pulau Cinta tidak jauh dari lokasi pagar laut bambu tersebut, terjadi abrasi pantai yang memprihatinkan,” bebernya.

Hal tersebut diduga karena pengerukan pasir secara massif oleh pengembang PIK 2 yang menyebabkan ombak dan arus laut semakin deras.  
 
Menurut laporan tokoh nelayan di kedua pulau tersebut, kawasan abrasi sudah menenggelamkan pantai hampir sepanjang 500 meter dari bibir pantai sekarang.  Syukurnya masih dapat tertahan karena adanya vegetasi pantai seperti mangrove atau cemara laut yang ditanam secara swadaya.
 
Untuk diketahui, pagar laut Tangerang sepanjang 30,16 kilometer yang terbentang dari Desa Muncung hingga Pakuhaji ini dibangun agak jauh dari pantai dan memiliki struktur yang sangat sederhana, terdiri dari bambu setinggi rata-rata enam meter, dilengkapi dengan anyaman bambu, paranet, dan pemberat dari karung pasir.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya