Berita

China Towen di Manhattan, New York City.

Dunia

Tiongkok Perluas Operasi Kontrol Opini Diaspora di Negara Lain

SELASA, 07 JANUARI 2025 | 02:11 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Pemerintah Tiongkok mengoperasikan fasilitas keamanan di luar negeri untuk mengontrol opini diaspora Tiongkok. Hal ini terungkap setelah seorang warga Manhattan bernama Chen Jinping di bulan Desember lalu mengaku dirinya membantu mendirikan stasiun polisi rahasia di New York City untuk pemerintah Tiongkok.

Chen Jinping mengajukan pengakuan bersalah atas satu dakwaan konspirasi bertindak sebagai agen pemerintah asing di pengadilan federal Brooklyn.

Operasi ini tidak hanya menargetkan para pembangkang vokal tetapi juga warga biasa yang menyampaikan kritik ringan sekalipun. Sesuatu yang tampaknya tidak berbahaya seperti membagikan meme yang membandingkan Presiden Xi dengan Winnie the Pooh dapat mengakibatkan pengawasan dan pelecehan. Jangkauannya meluas hingga ke anggota keluarga yang masih berada di Tiongkok, yang menghadapi tekanan ketika kerabat mereka di luar negeri bertindak tidak semestinya.


Tanggapan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap penemuan ini mengikuti pola yang sudah lazim: menyangkal, mengalihkan, dan menipu. Ketika dihadapkan dengan bukti, para pejabat mengaku sama sekali tidak tahu atau mencoba membingkai ulang operasi ini sebagai layanan administratif yang jinak.

Hal ini mencerminkan pendekatan mereka terhadap isu-isu kontroversial lainnya, mulai dari klaim teritorial di Laut Cina Selatan hingga masalah hak asasi manusia di Xinjiang.

Klaim rezim tersebut sering kali membutuhkan lompatan logika yang dramatis. Mereka menegaskan kedaulatan atas Laut China Selatan berdasarkan klaim yang disengketakan secara historis, menyatakan diri sebagai negara "dekat Arktik" meskipun realitas geografisnya berbeda, dan bersikeras bahwa kamp konsentrasi di Xinjiang hanyalah "pusat pelatihan kejuruan". Setiap penyangkalan merusak kredibilitas dan bertentangan dengan bukti yang terdokumentasi.

Negara-negara demokrasi menghadapi tantangan yang semakin besar dalam menanggapi kegiatan-kegiatan ini. Operasi pengaruh PKT melampaui spionase tradisional ke area-area seperti kebebasan akademis, independensi media, dan politik lokal. Universitas yang menjadi tuan rumah Institut Konfusius menghadapi tekanan untuk menghindari topik-topik yang "sensitif", sementara media lokal berbahasa Mandarin di banyak negara semakin menggemakan narasi Beijing.

Tanggapan dari pemerintah demokratis sering kali suam-suam kuku. Investigasi Kanada yang tertunda terhadap campur tangan asing dan pembentukan Komisi Intervensi Asing yang enggan merupakan contoh keraguan yang ditunjukkan banyak negara dalam menghadapi tantangan ini secara langsung. Pendekatan yang hati-hati ini memperkuat campur tangan lebih lanjut dan membuat masyarakat yang rentan terus terpapar tekanan.

PKT telah memanfaatkan teknologi untuk menciptakan tingkat pengawasan dan kontrol yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di dalam negeri, sistem kredit sosial dan pemantauan digital yang ekstensif menciptakan model otoritarianisme teknologi. Di tingkat internasional, perusahaan teknologi Tiongkok yang memiliki hubungan dekat dengan rezim tersebut menyuarakan kekhawatiran tentang keamanan dan privasi data.

Kontrol rezim tersebut meluas ke ruang digital, tempat Tembok Api Besar memblokir arus informasi bebas dan pasukan sensor membentuk wacana daring. Warga negara Tiongkok yang menggunakan platform luar negeri menghadapi pemantauan, sementara perusahaan internasional yang mencari akses ke pasar Tiongkok harus mematuhi peraturan yang semakin ketat.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya