Berita

Presiden RI, Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim/Net

Dunia

Pengamat: Isu Prabowo Sakit Mungkin Benar, PM Malaysia Tidak Punya Maksud Apa-apa

SELASA, 24 DESEMBER 2024 | 15:33 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kabar kondisi kesehatan Presiden RI, Prabowo Subianto menjadi sorotan setelah Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim menyebutnya demam hingga membatalkan pertemuan di Langkawi pada Senin, 23 Desember 2024. 

Beberapa jam setelah cuitan PM Ibrahim diunggah, Prabowo dilaporkan telah pulang ke tanah air dari Mesir. 

Kepala negara itu bahkan langsung menggelar rapat terbatas persiapan Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan sejumlah pejabat di ruang tunggu naratetama Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Di lain tempat, Sekretaris Kabinet RI, Mayor Teddy membantah informasi Presiden kurang sehat. Dia menegaskan bahwa pembatalan kunjungan ke Malaysia karena Prabowo memiliki agenda mendesak di Jakarta. 

Dosen hubungan internasional di Universitas Padjadjaran (Unpad) dan President University, Teuku Rezasyah menilai isu kesehatan Prabowo yang menurun mungkin benar terjadi. 

Dia menyoroti kinerja Prabowo dalam dua bulan terakhir, di mana bulan lalu dirinya baru menyelesaikan kunjungan ke enam negara dan sejumlah konferensi tingkat tinggi. Disusul dengan KTT Developing Eight di Mesir. 

"Pak Prabowo dalam 2 bulan terakhir, melakukan perjalanan lintas benua, dalam saat yang berdekatan. Secara kedinasan, hal ini berarti bekerja secara melebihi panggilan tugas," ujarnya kepada RMOL pada Selasa, 24 Desember 2024.

Selain jadwal yang padat, kata Reza, kondisi cuaca yang tidak menentu juga bisa menjadi faktor penurunan kondisi kesehatan Presiden. 

"Dalam kondisi perubahan cuaca saat ini, seseorang terkena  Demam adalah normal," paparnya. 

Merujuk pada paparan tersebut, Reza menilai unggahan PM Malaysia tidak memiliki maksud tersembunyi saat mengumumkan Prabowo Demam.

"PM Malaysia hanya menggunakan kata kunci itu, dan tidak beropini yang diluar itu," tegasnya.

Namun menurut Reza, kondisi kesehatan seorang pemimpin negara harusnya dirahasiakan. Pasalnya informasi ini dapat mengundang spekulasi di dalam dan luar negeri.

Kemudian pembatalan kunjungan juga hal biasa terjadi, dan kedua pemimpin biasanya menjadwalkan ulang pertemuan mereka. 

"Dalam konteks Indonesia-Malaysia, penundaan kunjungan ini dapat dimaklumi. Karena dapat digantikan dikesempatan lain yang disepakati bersama," pungkasnya.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Anis Matta hingga Fahri Hamzah Hadir di Pelantikan Pengurus Partai Gelora 2024-2029

Sabtu, 22 Februari 2025 | 15:31

Fitur Investasi Emas Super Apps BRImo Catatkan Transaksi Rp279,8 miliar

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:48

Adian Napitupulu hingga Ahmad Basarah Merapat ke Rumah Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:35

Muslim LifeFair Bantu UMKM Kota Bekasi Naik Kelas

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:28

AS Ancam Cabut Akses Ukraina ke Starlink jika Menolak Serahkan Mineral Berharga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:12

Kapolri Terbuka dengan Kritik, Termasuk dari Band Sukatani

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:58

Himbara Catat Kinerja Solid di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:56

Mendagri: Kepala Daerah Bertanggung Jawab ke Rakyat, Bukan Partai

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:21

Jual Ribuan Konten Porno Anak Via Telegram, Pria Ini Diringkus Polisi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:11

Trump Guncang Pentagon, Pecat Jenderal Brown dan 5 Perwira Tinggi Sekaligus

Sabtu, 22 Februari 2025 | 12:36

Selengkapnya