Berita

Tentara berpartisipasi dalam demonstrasi selama pelatihan unit tempur udara dan amfibi Tentara Rakyat Korea, dalam gambar yang dirilis pada 16 Maret 2024/KCNA

Dunia

Sumber Intel Korsel: 100 Pasukan Korut Tewas dan 1.000 Terluka di Perang Ukraina

KAMIS, 19 DESEMBER 2024 | 14:39 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Ribuan pasukan Korea Utara yang dikerahkan Rusia ke wilayah Kursk dilaporkan mengalami kerugian perang yang cukup signifikan.

Seorang anggota parlemen Korea Selatan, Lee Seong-kweun merujuk pada data badan intelijen nasional, menyebut sedikitnya 100 tentara Pyongyang tewas dan 1.000 lainnya terluka dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina.

"Ada laporan bahwa setidaknya ada 100 kematian dan yang terluka mendekati 1.000," kata Lee dalam sebuah pernyataan, seperti dimaut Reuters pada Kamis, 18 Desember 2024.


Dijelaskan Lee, banyaknya korban jiwa di pihak tentara Korea Utara karena kurangnya pengalaman mereka di medan tempur.

"Kerugian besar tersebut disebabkan oleh kurangnya pengalaman pasukan Korea Utara dalam peperangan pesawat nirawak dan ketidaktahuan mereka terhadap medan terbuka tempat mereka bertempur," papar Lee.

Dia mengungkap data kerugian perang tersebut setelah menggelar rapat tertutup parlemen dan Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan.

Ada indikasi bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan pengerahan pasukan tambahan, kata Lee, termasuk intelijen dari pemimpin negara Kim Jong Un yang mengawasi pelatihan.

Menurut pejabat AS dan Korea Selatan, lebih dari 10.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan untuk membantu Rusia dalam perang tersebut.

Pyongyang juga telah mengirimkan lebih dari 10.000 kontainer berisi peluru artileri, roket anti-tank, serta howitzer mekanis dan peluncur roket.

Baik Korea Utara maupun Rusia belum secara resmi mengakui pengerahan pasukan atau pasokan senjata tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Pyongyang pada bulan Juni dan menandatangani perjanjian "kemitraan strategis komprehensif" dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang mencakup pakta pertahanan bersama.

Perjanjian tersebut memungkinan pengerahan pasukan dan berkewajiban membantu jika salah satu pihak terlibat perang.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya