Setelah bungkam selama lebih dari sepekan, pendiri Adani Group Gautam Adani akhirnnya buka suara untuk menanggapi tuduhan otoritas AS bahwa ia adalah bagian dari skema suap senilai 265 juta Dolar AS (Rp4,1 triliun).
Berbicara dalam sebuah acara penghargaan pada Jumat 29 November 2024, Adani mengatakan tudingan AS kepadanya bukan tantangan pertama ia alami.
"Kurang dari dua minggu lalu, kami menghadapi serangkaian tuduhan dari AS tentang praktik kepatuhan di Adani Green Energy. Ini bukan pertama kalinya kami menghadapi tantangan seperti itu," kata Adani, seperti dikutip dari
Reuters, Senin 2 Desember 2024.
Pihak berwenang AS telah menuduh Gautam Adani, keponakannya dan direktur eksekutif Sagar Adani dan direktur pelaksana Adani Green, Vneet S. Jaain, menjadi bagian dari skema suap untuk mengamankan kontrak pasokan listrik India, dan menyesatkan investor AS selama penggalangan dana di negara tersebut.
Adani Group membantah tuduhan tersebut, menyebutnya tidak berdasar dan bersumpah untuk menempuh jalur hukum.
"Yang dapat saya katakan kepada Anda adalah bahwa setiap serangan membuat kami lebih kuat dan setiap rintangan menjadi batu loncatan bagi Grup Adani yang lebih tangguh," kata Adani di kota Jaipur di India utara.
"Di dunia saat ini, hal-hal negatif menyebar lebih cepat daripada fakta, dan saat kami menjalani proses hukum, saya ingin menegaskan kembali komitmen penuh kami terhadap kepatuhan regulasi kelas dunia," tambahnya, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.
Kepala keuangan Adani Group juga telah membantah tuduhan AS, sementara pemerintah India mengatakan belum menerima permintaan Washington terkait kasus tersebut.
Pada satu titik, perusahaan-perusahaan yang tergabung di Adani Group mengalami kerugian hingga 34 miliar Dolar AS dari nilai pasar gabungan mereka, tetapi sahamnya telah pulih karena beberapa mitra dan investor telah mendukung konglomerat tersebut.