Pemerintah Jepang telah merampungkan paket anggaran tambahan sebesar 92 miliar Dolar AS untuk melindungi rumah tangga dari kenaikan biaya hidup.
Anggaran tambahan tersebut mencakup bantuan untuk rumah tangga berpendapatan rendah dan dana untuk memperpanjang subsidi bahan bakar. Anggaran tambahan ini mengikuti serangkaian langkah stimulus yang diterapkan sejak pandemi Covid-19.
Anggaran tambahan ini dinilai dapat menopang konsumsi, tetapi juga dapat memperburuk keuangan publik yang sudah terbebani. Tumpukan utang Jepang, yang sudah dua kali lipat dari ekonominya, tetap tinggi pada saat Bank of Japan mengurangi kebijakan moneter yang sangat longgar selama satu dekade yang telah membuat biaya pinjaman mendekati nol.
Selain memberi bantuan kepada rumah tangga berpendapatan rendah dan mereka yang memiliki anak, pemerintah akan melanjutkan subsidi untuk menekan tagihan listrik mulai Januari hingga Maret 2025. Langkah ini memperpanjang subsidi bahan bakar, dan meningkatkan pengeluaran untuk bantuan bencana.
Pemerintah juga akan memberikan bantuan untuk meningkatkan industri chip dan kecerdasan buatan Jepang.
Analis di Mizuho Research & Technologies memperkirakan paket belanja yang diusulkan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba tersebut akan meningkatkan produk domestik bruto Jepang sebesar 0,1 persen poin pada tahun fiskal 2024 dan sebesar 0,6 persen poin pada tahun 2025, terutama melalui peningkatan konsumsi dan belanja pekerjaan umum.
Namun, mereka meragukan kelayakan penggunaan belanja besar ketika inflasi meningkat.
"Mengingat posisi politik koalisi minoritas yang tidak stabil, ada kemungkinan besar pengeluaran fiskal akan terus meningkat. Itu merupakan sumber ketidakpastian yang besar bagi Jepang," tulis mereka dalam sebuah catatan penelitian.
Setelah perubahan kebijakan di awal dan kinerja yang tidak merata pada pertemuan puncak internasional di Amerika Selatan, Ishiba nampaknya ngotot memenuhi janjinya untuk meningkatkan ekonomi dan membantu rumah tangga yang berjuang dengan meningkatnya biaya hidup, sekaligus mempersiapkan pemerintahan presiden terpilih AS Donald Trump yang akan datang.
Dalam pidatonya pada Jumat, 29 November 2024, Ishiba mengatakan akan menyoroti prioritasnya untuk mencoba mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah pedesaan yang telah terpukul keras oleh depopulasi dan stagnasi ekonomi.