Berita

Mantan Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi dalam diskusi bertajuk Improving Indonesia-Korea Relationship in Prabowo Administration yang diselenggarakan oleh media Korea Kini di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Selasa, 26 November 2024/RMOL

Dunia

Paradoks Asia Timur, Motor Ekonomi Dunia yang Rentan Konflik

SELASA, 26 NOVEMBER 2024 | 15:42 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Mantan Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi, memaparkan pandangannya tentang kawasan Asia Timur dalam diskusi bertajuk Improving Indonesia-Korea Relationship in Prabowo Administration yang diselenggarakan oleh media Korea Kini di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Selasa 26 November 2024.

Umar Hadi menggambarkan Asia Timur, yang kini sering disebut sebagai kawasan Indo-Pasifik, sebagai wilayah dengan paradoks besar. 

"Negara-negara di Asia Timur, seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, ASEAN, termasuk Indonesia, adalah motor penggerak ekonomi dunia. Namun, kawasan ini juga merupakan salah satu yang paling tidak stabil secara politik dan keamanan," ujarnya.

Ia menyoroti kontribusi signifikan kawasan ini terhadap ekonomi global. Saat pertumbuhan ekonomi Eropa hanya sekitar 1 persen, Tiongkok bisa mencapai belasan persen, Indonesia sekitar 8 persen sebelum pandemi. 

"Meski kini turun ke 5 persen, pertumbuhan ekonomi dunia tetap bergantung pada Asia Timur," jelas Umar di hadapan para peserta yang terdiri dari mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UNJ dan undangan umum.

Namun, di balik kekuatan ekonomi tersebut, Asia Timur menghadapi banyak masalah yang mengancam stabilitas. Contohnya, masalah di Semenanjung Korea yang belum selesai, potensi konflik di Selat Taiwan, hingga sengketa Laut China Selatan. 

"Secara ekonomi sangat penting, tapi secara politik dan keamanan sangat tidak stabil. Itulah paradoks Asia Timur," tutupnya.

Diskusi yang turut didukung JMSI, RMOL.ID, Farah.ID dan Zona Terbang, diharapkan dapat memberikan wawasan strategis bagi pemerintahan Prabowo Subianto dalam meningkatkan hubungan Indonesia-Korea di tengah tantangan kawasan Indo-Pasifik.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya