Berita

Seorang tentara Lebanon dan anggota pertahanan sipil berdiri di dekat mobil-mobil yang hancur akibat serangan Israel di lingkungan Basta, Beirut/Reuters

Dunia

Jelang Perjanjian Damai, Israel Semakin Brutal Serang Lebanon

SELASA, 26 NOVEMBER 2024 | 10:58 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rencana kesepakatan damai nyatanya tidak menghentikan pasukan Israel untuk terus melancarkan serangan udara di seluruh Lebanon.

Pada Senin 25 November 2024 waktu setempat, Israel meluncurkan serangan ke penjuru Lebanon, menimbulkan ledakan dahsyat dan menewaskan sedikitnya belasan orang. Serangan tersebut dilakukan justru pada saat para pejabat mengklaim mereka hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.

Dikutip dari Al-Jazeera, Selasa 26 November 2024, serangan Israel menghantam gedung-gedung komersial dan perumahan di Beirut serta di kota pelabuhan Tyre, di mana 12 orang dilaporkan tewas. Ini menambah jumlah lebih dari 3.700 orang di Lebanon yang tewas akibat serangan Israel dalam perang dua bulan ini.

Pejabat Israel mengatakan mereka menargetkan wilayah yang dikenal sebagai basis Hizbullah. Mereka mengeluarkan perintah evakuasi untuk wilayah selatan Beirut, dan serangan mendarat di seluruh kota, termasuk beberapa meter dari markas polisi Lebanon dan taman umum terbesar di kota itu.

Sejumlah media melaporkan adanya serangan Israel di seluruh Lebanon dalam beberapa hari terakhir yang semakin kuat, lebih merusak, lebih sering terjadi dan terjadi lebih sering tanpa peringatan, membuat orang tidak punya waktu untuk menghindar dari rudal dan pesawat tak berawak Israel.

Serangan Senin terjadi ketika duta besar Israel untuk Amerika Serikat mengatakan kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon dapat dicapai dalam beberapa hari.

Duta Besar Mike Herzog mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel pada hari Senin bahwa masih ada "poin-poin yang harus diselesaikan" dan kesepakatan apa pun memerlukan persetujuan dari pemerintah. Namun, ia mengatakan pihaknya hampir mencapai kesepakatan.

Para pejabat Israel mengatakan kabinet keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan bersidang pada hari Selasa untuk membahas usulan gencatan senjata.

Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Danny Danon, mengatakan Israel akan tetap memiliki kemampuan untuk menyerang Lebanon selatan berdasarkan perjanjian apa pun. Lebanon sebelumnya menolak kata-kata yang akan memberikan Israel hak tersebut.

AS telah mendorong kesepakatan untuk mengakhiri permusuhan selama lebih dari setahun antara Hizbullah yang didukung Iran dan Israel, yang meletus bersamaan dengan perang Israel melawan Hamas di Gaza dan telah meningkat drastis selama dua bulan terakhir.

Di Beirut, Elias Bou Saab, wakil ketua parlemen Lebanon, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa tidak ada hambatan serius yang tersisa untuk mulai menerapkan gencatan senjata yang diusulkan AS dengan Israel, kecuali Netanyahu berubah pikiran.

Ia mengatakan usulan tersebut akan memerlukan penarikan militer Israel dari Lebanon selatan dan penempatan tentara reguler Lebanon di wilayah perbatasan, yang telah lama menjadi basis Hezbollah, dalam waktu 60 hari.

"Titik kritis mengenai siapa yang akan memantau kepatuhan terhadap gencatan senjata telah diselesaikan dalam 24 jam terakhir dengan kesepakatan untuk membentuk komite lima negara yang mencakup Prancis dan diketuai oleh AS," katanya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya