Berita

Senior Advisor IOJI, Grace Binowo saat memaparkan materi presentasi di acara diskusi tentang keamanan laut di perairan dan yurisdiksi Indonesia pada Jumat, 22 November 2024/RMOL

Dunia

IOJI: Bukan Tiongkok, Joint Development Harusnya Dilakukan Indonesia-Vietnam

JUMAT, 22 NOVEMBER 2024 | 20:08 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) menggelar diskusi secara hybrid untuk memaparkan perkembangan situasi keamanan laut di perairan dan yurisdiksi Indonesia pada Jumat, 22 November 2024. 

Hasil penelitian IOJI menunjukkan adanya pelanggaran yang dilakukan kapal-kapal asing di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara.

Salah satunya berasal dari Vietnam, di mana Indonesia dan negara itu memiliki overlapping claims atau klaim tumpang tindih atas batas ZEE mereka. 

Analis senior IOJI, Imam Prakosa mengungkap banyaknya kapal-kapal ikan Vietnam yang melanggar batas wilayah, termasuk melakukan illegal fishing di sana. 

"Berdasarkan hasil penelitian, total ada 280 kapal ikan asing dari Mei hingga Desember 2016 yang menimbulkan kerugian sebesar Rp2,98 triliun, hampir setara dengan nilai produksi 4.752 kapal nelayan lokal Natuna dalam satu tahun pada 2023," ungkapnya. 

Namun menurut Imam ada perkembangan positif dari kapal-kapal ikan Vietnam yang tidak lagi masuk ke ZEE Indonesia dalam setengah tahun terakhir. Dia menilai  kemajuan itu mungkin berkaitan dengan hasil perundingan batas maritim antara RI dengan Vietnam.

"Ada pergerakan sejak April 2024 sampai sekarang. Kapal-kapal Vietnam dan kapal penjaga Vietnam mulai bergeser ke utara sedikit. Sebelumnya, mereka sampai di dekat garis landas kontinen," ujarnya.

Dikatakan bahwa Indonesia dan Vietnam telah menyepakati batas ZEE pada 22 Desember 2022. Namun sayangnya pemerintah RI belum mensosialisasikannya kepada masyarakat. 

Pada kesempatan itu, Imam juga mengkritisi joint statement yang dilakukan oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Prabowo pada 9 November lalu. 

Menurutnya, kerja sama kelautan apapun dengan Tiongkok di perairan Natuna Utara tidak akan menghentikan berbagai tindakan nakal kapal riset, kapal penjaga dan kapal ikan Beijing di wilayah itu. 

"Kerja sama apapun dengan Tiongkok sebenarnya tidak akan mempengaruhi gangguan-gangguan yang akan terus dilancarkan oleh Tiongkok terkait nine dash line, termasuk Natuna Utara," ujar Imam. 

Pernyataan itu didukung oleh senior Advisor IOJI, Grace Binowo yang menegaskan bahwa Indonesia tidak pernah memiliki overlapping claims dengan Tiongkok. 

Meski UNCLOS memfasilitasi adanya joint development antara negara bersengketa, tapi kenyataanya Indonesia dan Tiongkok sejak awal memang tidak memiliki itu. 

"Kita tidak pernah memiliki overlapping claims dengan Tiongkok. Anehnya pada 9 November lalu kita memiliki joint development overlapping claims dengan pemerintah Tiongkok," kata Grace. 

Alih-alih dengan Cina, Grace menilai seharusnya joint development itu dilakukan Indonesia dengan Vietnam atau negara lain yang sedang bersengketa batas wilayah dengan Indonesia.

"Tadinya tidak ada yang membicarakan, tadinya tidak ada yang menggubris, tapi sekarang justru diladenin. Harusnya Joint development dilakukan Indonesia dengan Vietnam atau Malaysia," pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya