Berita

Presiden Prabowo Subianto menyapa warga dari mobil Maung/Istimewa

Publika

Maung Presiden Meraung-raung

OLEH: MOH EKSAN
SABTU, 02 NOVEMBER 2024 | 01:10 WIB

MOBIL dinas Presiden Republik Indonesia, Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, adalah Maung Garuda Limousine. Mobil produksi PT Pindad ini sengaja disiapkan untuk menopang mobilitas Presiden. Mobil produksi anak bangsa ini memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sampai 70 persen.

Mobil Maung mendapat publikasi besar-besaran sejak Prabowo menggunakannya usai pelantikan Presiden pada 20 Oktober 2024 di Kompleks Gedung DPR/MPR RI, Jl Gatot Subroto Nomor 1 Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sontak saja mobil Maung Presiden banyak mencuri perhatian publik. Bahkan, tak sedikit yang penasaran dan ingin memilikinya. Mobil itu tampak beraura dan gagah ditunggangi oleh orang nomor satu di Republik ini.

Saat ini momentum industri otomotif Indonesia bangkit. Maung Presiden meraung-raung seperti Macan Asia yang hendak merajai pasar mobil Tanah Air.

Pasar mobil Indonesia sangat besar. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, pada 2023 jumlah penjualan mobil sebesar 1.005.802 unit.

Sayang, dari penjualan mobil tersebut, belum ada merek mobil nasional. Semua merek adalah produk industri otomotif luar negeri. Baik Jepang, Eropa, Amerika, Korea, maupun China.

Strategi Prabowo menjadikan Maung sebagai mobil dinas sangatlah tepat. Bahkan ia menjadi semacam ambassador produksi kendaraan nasional.

Apalagi, Prabowo telah memerintahkan para menteri dan pejabat eselon 1 di kementerian/lembaga untuk menggunakan mobil dinas Maung.

Pasti, kebijakan afirmatif Prabowo ini berdampak positif untuk meningkatkan produksi Mobil Maung dalam jumlah yang lebih besar. Tinggal, bagaimana peluang bisnis ini ditangkap oleh PT Pindad?

Rupanya, perusahan plat merah ini belum begitu siap untuk memenuhi seluruh pesanan, baik untuk keperluan militer maupun kebutuhan sipil. Perusahaan ini harus berbenah diri dan memacu peningkatan kapasitas untuk memenuhi ekspektasi pasar.

Terus terang, Prabowo telah berhasil menciptakan peluang pasar yang sangat besar. Ternyata, bagi seorang presiden berkuasa dengan tingkat kepercayaan publik di atas 85,3 persen menurut hasil Survei Indikator, mobil Maung ratingnya langsung naik di antara mobil yang dicari oleh konsumen.

Namun demikian, momentum pasar ini harus dikelola dengan baik. Seluruh pejabat pemerintah mesti mencontoh keteladanan presiden menggunakan mobil produk dalam negeri.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa tak kurang dari 2,2 juta pejabat fungsional, 712 pejabat eselon 1, 20.316 eselon 2, 92.456 eselon 3, 305.787 eselon 4, 14.350 eselon 5, dan 433.797 jabatan struktural yang lain.

Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tembus di atas angka 4,3 juta orang, juga jadi peluang besar bagi maungisasi mobil keluarga. Terutama para keluarga yang memiliki anggota yang bekerja di pemerintahan.

Bila political will Prabowo ini disambut baik oleh aparatur negara sampai di level pemerintahan di tingkat terendah, maka Maung Presiden benar meraung-raung. Ini jelas mengancam pangsa pasar mobil impor yang telah menguasai ruas-ruas jalan di negeri ini.

Perang dagang pasti tak bisa dihindari. Perusahaan mobil berskala internasional jelas tak akan diam. Mereka akan berusaha untuk mempertahankan pangsa pasar Indonesia dengan berbagai cara. Termasuk menggunakan kekuatan negeri asalnya.

Pemerintah harus menghitung dengan cermat berbagai ongkos politik ekonomi dari kebijakan mobil nasional. Ini bukan persoalan sederhana, tapi menyangkut hubungan antarnegara yang mesti ditempatkan di atas hukum persaingan usaha yang sehat.

Oleh karena itu, tekad pemerintah untuk mewujudkan kemandirian industri otomotif nasional, harus berbarengan dengan penciptaan iklim pasar global yang sehat. Prabowo sudah menyatakan komitmennya untuk menjadi tetangga yang baik dan sahabat yang baik bagi seluruh negara. Semoga!

Penulis adalah Pendiri Eksan Institute dan Penulis Buku "Kerikil Di balik Sepatu Anies".

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya