Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Jumlah Investor Reksa Dana Tembus 12,88 Juta per Agustus 2024

KAMIS, 17 OKTOBER 2024 | 16:24 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

RMOL. Jumlah investor dan dana kelolaan pada salah satu instrumen investasi, reksa dana tercatat meningkat hingga Agustus 2024.

Data terbaru dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor reksa dana mencapai 12,88 juta per Agustus 2024, meningkat 2,44 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan 12,57 juta investor pada Juli 2024.

Sejak awal tahun 2024, jumlah investor reksa dana telah tumbuh hingga 18,87 persen, atau naik dari 11,41 juta pada posisi akhir 2023. Tren ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah investor di pasar modal, yang mencapai 13,66 juta investor pada Agustus 2024, naik 2,35 persen dari Juli 2024.

Selain peningkatan jumlah investor, total dana kelolaan reksa dana atau asset under management (AUM) juga mengalami kenaikan. AUM reksa dana tercatat sebesar Rp810,59 triliun pada Agustus 2024, meningkat 0,79 persen dari bulan sebelumnya yang berada di angka Rp804,24 triliun. Dana ini mencakup total dana kelolaan reksa dana dan kontrak pengelolaan dana (KPD).

Reksa dana pendapatan tetap masih mendominasi dengan AUM terbesar mencapai Rp148,99 triliun, tumbuh 2,3 persen dibanding bulan sebelumnya.

Selanjutnya reksa dana pasar uang mencatatkan AUM sebesar Rp87,02 triliun, naik 2,9 persen, sedangkan reksa dana saham justru menurun 4,7 persen menjadi Rp78,51 triliun.

Chief Investment Officer PT Inovasi Finansial Teknologi (Makmur), Stefanus Dennis Winarto, menjelaskan bahwa pertumbuhan industri reksa dana didukung oleh beberapa faktor utama. Pertama, reksa dana menjadi instrumen investasi yang cocok bagi investor pemula karena pengelolaannya dilakukan oleh Manajer Investasi (MI) yang profesional. 

"Dengan adanya MI sebagai pihak ketiga, tentu investor tidak perlu repot untuk memantau perkembangan portofolionya. Sebab, MI akan melaporkan kinerja dan alokasi dana portofolio kepada investor secara teratur," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Kamis 17 Oktober 2024.

Selain itu, Stefanus menyoroti keuntungan reksa dana dalam kondisi ekonomi saat ini, terutama ketika inflasi mereda dan suku bunga acuan menurun. Penurunan suku bunga, katanya, membuat obligasi dan reksa dana pendapatan tetap menjadi lebih menarik karena memberikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan deposito.

"Pada saat suku bunga rendah, reksa dana ini akan cenderung mengalami capital gain karena nilai imbal balik dari kupon utang akan menjadi semakin atraktif," ujar Stefanus, 

Tak hanya itu, kemudahan akses investasi melalui platform digital juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan jumlah investor reksa dana.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya