Berita

Ilustrasi: VOA

Dunia

Kekerasan China terhadap Nelayan Vietnam Dikecam Filipina

SENIN, 07 OKTOBER 2024 | 00:58 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Pemerintah Filipina mengecam penyerangan yang dilakukan China terhadap nelayan Vietnam di Laut China Selatan. Di kawasan itu pula Manila dan Beijing tengah terlibat dalam aksi saling provokasi yang dikhawatirkan merebak menjadi konflik bersenjata.

Seperti diberitakan VOA, Vietnam menuduh "pasukan penegak hukum China" memukuli 10 nelayan dengan jeruji besi dan merampok ikan dan peralatan senilai ribuan dolar dari mereka akhir pekan lalu di Kepulauan Paracel.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri China mengakui adanya insiden yang terjadi di sana tetapi membantah versi Vietnam tentang kejadian tersebut.
China dan Vietnam sama-sama mengklaim Kepulauan Paracel, tetapi Filipina tidak.

"Kami mengutuk keras tindakan kekerasan dan ilegal otoritas maritim China terhadap nelayan Vietnam di dekat Kepulauan Paracel pada tanggal 29 September 2024," kata Penasihat Keamanan Nasional Filipina Eduardo Ano dalam sebuah pernyataan (Jumat, 4/10).

Ia menggambarkan "serangan yang tidak dapat dibenarkan" tersebut sebagai "tindakan yang mengkhawatirkan dan tidak memiliki tempat dalam hubungan internasional."

Departemen luar negeri Filipina juga mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat yang mengatakan bahwa mereka mengetahui "insiden serius" tersebut.

“Filipina secara konsisten mengecam penggunaan kekuatan, agresi, dan intimidasi di Laut China Selatan, dan menekankan perlunya para aktor untuk benar-benar menahan diri,” katanya.

"Merupakan kewajiban utama untuk memastikan keselamatan kapal dan awaknya di laut, khususnya nelayan."

Insiden itu terjadi hanya tiga bulan setelah personel penegak hukum Tiongkok yang bersenjatakan pisau, tongkat, dan kapak menyerang pasukan Filipina yang berusaha memasok kembali garnisun Filipina di Second Thomas Shoal di kepulauan Spratly.

Tiongkok menyita senjata dan peralatan lainnya serta merusak kapal-kapal Filipina, sementara seorang pelaut Filipina kehilangan ibu jarinya dalam pertikaian pada 17 Juni 2024.

Penjaga pantai Tiongkok dan kapal-kapal lainnya dalam beberapa bulan terakhir juga telah menabrak, menyemprotkan meriam air, dan memblokir kapal-kapal pemerintah Filipina pada beberapa kesempatan di sekitar Second Thomas Shoal dan Sabina Shoal di Kepulauan Spratly, serta Scarborough Shoal di wilayah laut lainnya.

Beijing mengklaim sebagian besar Laut China Selatan dan selama bertahun-tahun berupaya memperluas kehadirannya di wilayah yang disengketakan di sana, mengabaikan putusan internasional yang menyatakan bahwa klaimnya atas sebagian besar jalur air itu tidak memiliki dasar hukum.

Beijing telah membangun pulau-pulau buatan yang dipersenjatai dengan sistem rudal dan landasan pacu untuk jet tempur, serta mengerahkan kapal-kapal yang menurut Filipina mengganggu kapal-kapalnya dan menghalangi para nelayannya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya