Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan/Foto; Kemendag
Harga sejumlah komoditas pangan anjlok dalam beberapa minggu belakangan. Bahkan, harganya turun drastis hingga terlalu murah.
Hal ini menjadi perhatian Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas. Ia mengatakan akan mengkaji penyebab sekaligus dampaknya.
"Apa karena suplainya banyak sekali sehingga harganya terlalu murah, atau daya beli yang turun. Nanti kita lihat, kita kaji lebih lanjut," kata Zulhas di Jakarta, dikutip Senin (7/10).
Harga pangan yang murah akan baik bagi masyarakat, tetapi tentu dapat berdampak bagi petani.
"Kalau harga terlalu murah. (Misalnya) cabai terlalu murah, misalkan patokan kita Rp40 ribu, di pasar cuma Rp15 ribu, itu langsung bangkrut petaninya, gitu lho. Begitu juga telur, kalau telur standar kita kan Rp28 ribu, kalau dia cuma harganya Rp24 ribu, itu tutup. Nah ini memang ada beberapa yang terlalu murah," papar Zulhas.
Terlalu murahnya harga komoditas dapat disebabkan berbagai faktor, misalnya disebabkan oleh peralihan musim, suplai yang terlampau banyak, atau daya beli masyarakat yang mengalami penurunan.
Zulhas mengatakan, pihaknya akan melakukan kajian terhadap penyebab dan dampak dari turunnya harga komoditas tersebut.
Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan, tingkat deflasi bulan September lebih dalam dibandingkan Agustus 2024.
Deflasi adalah kondisi ketika harga barang dan jasa mengalami penurunan secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Deflasi sendiri merupakan kebalikan dari inflasi.
Deflasi pada September ini sekaligus menjadi deflasi kelima pada 2024 secara bulanan.
Deflasi pada September 2024 didorong oleh komponen harga bergejolak yang mengalami deflasi sebesar sebesar 0,21 persen (MtM) dengan andil 0,21 persen.
Beberapa komoditas yang biasanya menyumbang deflasi di Indonesia, antara lain: Bawang merah,dDaging ayam ras, telur ayam ras.
Pekan lalu, komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah cabai merah dengan andil deflasi 0,09 persen dan cabai rawit dengan andil deflasi 0,08 persen. Kemudian, ada telur ayam ras dan daging ayam ras dengan andil deflasi masing-masing 0,02 persen.