Berita

Orang-orang memegang spanduk dan bendera selama demonstrasi di Dublin, Irlandia pada Minggu, 6 Oktober 2024/Al Jazeera

Dunia

Ribuan Orang di Seluruh Dunia Gelar Protes Peringati Setahun Perang Gaza

SENIN, 07 OKTOBER 2024 | 09:08 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Dalam rangka memperingati satu tahun perang Gaza pada 7 Oktober, puluhan ribu orang dari berbagai kota di seluruh dunia menggelar aksi unjuk rasa di jalan-jalan utama.

Di Washington, lebih dari seribu pengunjuk rasa berdemonstrasi di luar Gedung Putih, menuntut Amerika Serikat, pemasok militer utama Israel, untuk berhenti menyediakan senjata dan bantuan kepada Israel.

Mengutip laporan AFP pada Senin (7/10), seorang pria mencoba membakar dirinya sendiri hingga tangannya terluka sampai warga sekitar dan polisi berhasil datang dan memadamkan api.

Ribuan pendukung pro-Palestina juga berkumpul di berbagai kota di Eropa, Afrika, dan Australia untuk menuntut diakhirinya konflik yang telah menewaskan hampir 42.000 orang di Gaza.

Protes pro-Palestina di Roma, Italia yang menarik ribuan orang berubah menjadi kekerasan, ketika puluhan demonstran muda melemparkan botol dan petasan ke polisi.

Sebagai respons, otoritas keamanan menanggapi dengan gas air mata dan meriam air. Satu polisi dilaporkan terluka dan dua pengunjuk rasa ditahan.

"Israel adalah negara kriminal!" teriak para demonstran.

Di Berlin, polisi mengatakan mereka telah menahan 26 orang yang meneriakkan hinaan kepada Israel.

Sementara itu, demonstrasi pro-Palestina menarik lebih dari 1.000 pengunjuk rasa di ibu kota Jerman.

Pada "Pawai Nasional untuk Palestina" di London, teriakan "hentikan pemboman warga sipil" bergema diikuti oleh teriakan "jangan sentuh Lebanon".

Salah satu pengunjuk rasa Inggris bernama Zackerea Bakir (28 tahun) mengatakan banyak orang terus berdatangan dalam aksi unjuk rasa karena mereka ingin perubahan.

"Ini terus memburuk dan memburuk, namun tampaknya tidak ada yang berubah," kata Bakir, yang bergabung dalam pawai tersebut bersama ibu dan saudara laki-lakinya.

Sementara unjuk rasa di London sebagian besar berlangsung damai, sedikitnya 15 orang ditangkap, termasuk tiga orang yang dicurigai menyerang seorang pekerja darurat dan satu orang yang dicurigai mendukung organisasi terlarang.

Di Dublin, Irlandia beberapa ratus orang turun ke jalan, melambaikan bendera Palestina dan meneriakkan: "Gencatan senjata sekarang!".

Kemudian di Prancis, ribuan orang berbaris di Paris, Lyon, Toulouse, Bordeaux, dan Strasbourg untuk menyatakan solidaritas dengan warga Palestina.

Sekitar 5.000 orang bergabung dalam protes pro-Palestina di Madrid, membawa plakat bertuliskan pesan seperti "Boikot Israel".

Demonstrasi pro-Palestina di kota Basel, Swiss, menarik beberapa ribu orang. Ratusan demonstran pro-Palestina juga berbaris di kedutaan Israel di Athena, yang dijaga ketat oleh polisi anti huru-hara.

Di Cape Town di Afrika Selatan, ratusan orang berjalan ke gedung parlemen, meneriakkan: "Israel adalah negara rasis" dan "Kita semua orang Palestina."

Pawai pro-Gaza juga digelar di Johannesburg dan Durban.

Di Caracas, Venezuela ratusan demonstran pro-Palestina berunjuk rasa di luar markas besar PBB untuk Venezuela, sambil membawa bendera Palestina berukuran raksasa.

Mereka menyampaikan petisi kepada PBB yang menyerukan diakhirinya genosida terhadap warga Palestina.

"Di mana pasukan penjaga perdamaian PBB? Mengapa mereka tidak turun tangan?" kata profesor universitas Jesus Reyes.

Di Indonesia, lebih dari seribu orang berkumpul di luar kedutaan besar AS di Jakarta untuk melakukan unjuk rasa pada hari Minggu pagi (6/10).

Penyelenggara dan tokoh masyarakat menyampaikan pidato dari panggung, menyerukan Palestina yang merdeka dan agar pemerintah Indonesia yang baru menolak normalisasi hubungan dengan Israel.

Di Australia, ribuan demonstran pro-Palestina memadati jalan-jalan di Sydney dan kota-kota besar Australia lainnya, sambil memegang plakat bertuliskan "berhenti mempersenjatai Israel".

Protes pro-Palestina lainnya direncanakan selama akhir pekan dan hari Senin (7/10) di kota-kota termasuk New York, Sydney, Buenos Aires, Madrid, Manila, dan Karachi.

Peringatan bagi para korban serangan 7 Oktober juga dijadwalkan secara internasional, termasuk upacara di London, Washington, D.C., Paris dan Jenewa.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya