Amerika Serikat dilaporkan membutuhkan dana tambahan senilai 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18 triliun untuk melanjutkan operasi militernya menghadapi Houthi di Yaman dan Iran.
Dua dokumen terkait dengan Departemen Pertahanan AS, atau anggaran Pentagon diserahkan kepada komite pertahanan di Kongres, menyebut bahwa dana tersebut dibutuhkan guna memelihara kapal-kapal yang dikerahkan di Laut Merah.
Selain itu, akan digunakan untuk mengisi kembali persediaan rudal yang ditembakkan untuk menangkal serangan oleh Iran dan proksi-proksinya.
“Sekitar 190 juta dolar AS akan dihabiskan untuk mengisi kembali persediaan Rudal Standar RTX Corp. Blok 1B yang diluncurkan dari laut dan sekitar 8,5 juta dolar AS akan digunakan untuk lebih banyak rudal udara-ke-udara pencari panas AIM-X Sidewinder,": menurut dokumen tersebut, seperti dikutip dari
Bloomberg pada Minggu (6/10).
Sebagian besar pengeluaran Pentagon yang diproyeksikan untuk operasi selama setahun di Timur Tengah adalah 300 juta dolar untuk pemeliharaan tak terencana pada kapal serbu amfibi USS Bataan dan kapal-kapal di Kelompok Serang Kapal Induk USS Dwight D. Eisenhower di Laut Merah.
Dokumen tersebut juga mengungkap permintaan sebesar 276 juta dolar AS untuk Rudal Standar SM-6 tambahan dan 57,3 juta dolar AS untuk rudal jelajah Tomahawk. Lalu 6,7 juta dolar AS lainnya dialokasikan untuk rudal pertahanan diri Enhanced Sea Sparrow. Semua senjata tersebut dibuat oleh RTX.
Pentagon juga akan menghabiskan 25 juta dolar AS untuk kit pemandu Jdam-GPS Boeing Co. dan 7,4 juta juta dolar AS untuk Bom Diameter Kecilnya. Tambahan 25 juta dolar AS akan digunakan untuk menambah sumber manufaktur untuk Rudal Standar guna mendukung respons Pentagon terhadap apa yang disebutnya situasi di Israel.
Kemudian 20 juta dolar AS lainnya akan dihabiskan untuk roket Advanced Precision Kill Weapon System berpemandu laser BAE Systems PLC tambahan.
"Pengeluaran tersebut terkait dengan biaya yang dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan di wilayah Komando Pusat AS dalam menanggapi situasi di Israel atau tindakan permusuhan di wilayah tersebut sebagai akibat langsung dari situasi di Israel," ungkap salah satu dokumen.