Berita

Ilustrasi wisudawan Pakistan/The Dawn

Dunia

Dr. Haque: 37 Persen Orang Terdidik Ingin Meninggalkan Pakistan

JUMAT, 04 OKTOBER 2024 | 01:11 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Brain drain atau migrasi yang dilakukan kalangan berpendidikan tinggi dan highly skilled merupakan fenomena global. Motif utama dari migrasi kalangan ini adalah keinginan mendapatkan kehidupan yang lebih layak. 

Studi Bank Dunia tahun 2023 memperlihatkan bahwa di negara dengan pendapatan tinggi, fenomena brain drain hanya sekitar 4 persen. Sementara di negara dengan pendapatan menengah brain drain sedikit di atas 10 persen. Adapun di negara dengan pendapatan rendah, fenomena perginya kalangan berpendidikan dan berketerampilan ini setidaknya 20 persen. 

Bagi Pakistan yang berinvestasi besar di sektor pendidikan dan pelatihan kaum muda, brain drain menjadi persoalan yang pelik. Sumber daya yang signifikan hilang, sementara negara yang dituju justru mendapatkan manfaat dari investasi di sektor pendidikan yang dilakukan negara-negara berkembang. 


Menurut Dr. Nadeem ul Haque dari Pakistan Institute of Development Economics (PIDE), alasan di balik fenomena brain drain ini jauh lebih kompleks. Selain keinginan mendapatkan penghasilan yang lebih besar, infrastruktur dan  tata kelola yang buruk, perlindungan pribadi yang tidak memadai, lingkungan yang tidak bersih, dan fasilitas pengasuhan anak yang buruk, juga sering disebut sebagai penyebabnya.

Dalam penelitiannya Dr. Haque menemukan bahwa 37 persen orang di Pakistan ingin meninggalkan negara itu. Dan bahwa orang yang berpendidikan tinggi dan terampil lebih tertarik untuk meninggalkan Pakistan dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah.

Berbagai aspek hilangnya bakat Pakistan diselidiki dalam studi ini. Selain itu, PIDE juga menganalisis penurunan kemampuan produksi suatu negara karena brain drain ini. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa biaya bagi negara asal menjadi sangat tinggi ketika hilangnya produktivitas .

Imigran sering kali berkontribusi terhadap PDB negara tujuan melalui pekerjaan dan produktivitas mereka, yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang cukup besar di negara asal. 

Menurut perhitungan PIDE, yang didasarkan pada kontribusi migran terhadap PDB global dikurangi kiriman uang yang diterima, Pakistan mengalami kerugian produktivitas sebesar 303,4 miliar dolar AS hanya di tahun 2023.

Modal manusia dan intelektual yang merupakan sumber penting bagi pertumbuhan negara-negara berpenghasilan rendah telah meninggalkan negara tersebut dan setengah dari mereka mengantre untuk mengikutinya. 

Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang efektif terhadap masalah tersebut dengan mengadopsi strategi komprehensif yang mengatasi akar penyebab masalah dan menciptakan iklim yang kondusif untuk mempertahankan dan menggunakan pekerja yang sangat berbakat guna berkontribusi terhadap kemajuan negara.

Untuk itu, pemerintah perlu memperkenalkan kebijakan yang meningkatkan peluang lokal untuk prospek pekerjaan yang lebih baik melalui investasi dalam industri, inovasi, dan kewirausahaan karena hal ini dapat mempertahankan kalangan berpendidikan dan berketerampilan, serta menarik kembali mereka yang telah melarikan diri.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya